Seide.id – Siapa pun pasti tergoda. Tawaran itu sungguh memabukkan, bahkan lebih memabukkan dibandingkan aroma alkohol murni maupun cinta yang berjuta rasanya.
Jujur, tawaran itu membuatku jadi ragu. Aku hendak dicalonkan jadi wakil Demang di negeri Seribu Satu Mimpi.
Aku lalu menghitung kancing baju. Diterima atau tidak, diterima atau tidak. Kesempatan itu tidak bakal terulang untuk kedua kali.
Aku pun dibuai mimpi. Digoda oleh beribu keinginan. Penggandaian- pengandaian yang memabukkan jiwa, dan membuaku terlena.
Apalagi, dan seribu apalagi bujukan teman-teman membuatku seperti terbang ke langit. Sehingga, ketika aku melihat ke bawah, yang terlihat hanya awan gemawan.
Mereka juga sangat mendukung agar aku tidak menyia-nyiakan
kesempatan baik itu.
“Mas cocok menduduki jabatan itu. Mas yang paling pantas dampingi Pak Simelekete.”
“Nanti kalau Mas terpilih jangan lupakan kita.”
Berjuta bunga impian bermekaran. Tebarkan harum memabukkan. Bahkan banyak orang jadi linglung. Gila, karena dibius ambisi sendiri.
Haruskah aku ikuti desakan dan keambisiusan mereka?
Padahal selama ini aku dan teman-teman jelas sekali berseberangan dengan Pak Simelekete.
Aku jadi bimbang sebimbangnya. Membayangkan jadi bintang, hati ini jadi berdebar-debar. Nyaman, damai, dan bahagia.
Di sisi lain, aku ditegur, diingatkan, dan ditentang oleh hati nurani. Aku diminta komitmen dan konsisten untuk tidak menuruti permintaan teman-teman yang menyesatkan dan menjerumuskan itu.
Jika menolak berarti aku dibodoh-bodohkan, disalahkan, dijauhi, dan bahkan ditinggalkan oleh mereka.
Aku harus menentukan sikap dan berani jujur pada diri sendiri. Aku tidak ingin keputusanku blunder, dan rugikan banyak orang.
Aku merenung untuk merefleksikan semua itu. Aku sujud dan mohon perunjuk Allah yang anugerahi hidup.
Kekuasaan itu memabukkan jiwa, tapi apakah itu tujuan hidupku. Dengan berkuasa aku dapat berbuat banyak untuk perbaiki nasib masyarakat. Tapi, bisakah pasanganku dipercaya?
Aneh. Tiba-tiba nafsuku rontok. Aku tidak mau dicalonkan. Bahkan, jika aku disuruh mundur oleh teman-teman aku siap melepas semua itu. Aku tidak mau menyiksa diri untuk ingkari hati nurani.
Bekerja amanah itu dapat dilakukan di mana pun. Yang utama dan penting adalah aku harus maknai hidupku sendiri.
Semoga Allah memberkati.
…
Mas Redjo /Red-Joss