Foto : Jcomp/Freepik
Teruslah berbuat baik, maka hal-hal yang jelek atau jahat itu tidak dapat mencemari yang baik. Karena yang baik itu tetap baik, dan yang jahat itu tetap jahat.
Ibarat minyak dengan air yang tidak dapat disatukan. Begitu pula orang baik dengan orang jahat juga akan dipisahkan.
Sekiranya orang baik dimanfaatkan untuk keuntungan dan memperkaya diri?
Orang baik yang terbiasa berbuat baik itu tidak merasa dimanfaatkan, karena semua itu dilakukan dari hati. Sebaliknya, orang yang menyakahgunakan kebaikan itu dimanfaatkan oleh kepentingannya sendiri.
Perbuatan baik itu tidak pernah salah alamat, keliru, atau salah sasaran. Dan perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus hati itu tidak kehilangan nilainya.
Ia yang bijak itu percaya, bahwa pada dasarnya semua orang itu baik. Seorang jadi lemah, karena tergoda oleh keinginan sendiri yang tidak bisa dikontrolnya lagi. Untuk menuruti kenikmatan daging, dan berbuat dosa.
Perbuatan jelek dan menyimpang dari nurani itu, jika dibiarkan terus menerus akan jadi kebiasaan dan mengakar kuat di hati, sehingga jadi karakter, tabiat, atau watak, dan itu sulit diobati.
Sakit batuk ada obatnya, watak itu dibawa mati? O, tidak! Di dunia ini tak ada yang sulit untuk berubah. Karena perubahan itu abadi. Apalagi, jika Allah berkehendak maka tidak ada yang mustahil, dan itu jadi nyata.
Didasari hidupnya yang tanpa prasangka, ia terus berbuat baik. Ia jadi ingat cerita mengenai batu yang keras itu akan tergerus, jika ditetesi air terus menerus. Apalagi hati manusia. Dan doa yang tulus ikhlas itu berkenan bagi Allah.
“… seperti gandum dipisahkan dari kulitnya, maka yang baik juga akan dipisahkan dari yang buruk…”