Jangan Terus Membohongi Pasien (2)

Perlu Bukti Ilmiah
Seide id -Apapun bahan berkhasiat, ramuan, herbal, atau cara terapi yang mengklaim bisa menyembuhkan, perlu ditagih bukti ilmiah (evidence based) apakah benar berkhasiat.

Benar berkhasiat saja namun tidak aman, tetap tidak boleh diterima sebagai obat.

Tidak sedikit bahan yang mengaku berkhasiat yang beredar di pasar, sudah terbukti berkhasiat.

Kita mengenal bahan berkhasiat masih kasar (raw material) yang belum teruji khasiatnya, kemudian baru naik kelas menjadi herbal setelah uji khasiat dan uji hewan, dan lalu naik kelas lagi menjadi phytopharmaca setelah menempuh protokoler uji lengkap, sebelum kemudian diterima menjadi obat.

Logika medisnya hanya phytopharmaca yang baru terbilang obat.

Bawang putih diterima karena ada zat berkhasiatnya. Di balik zat berkhasiat bawang putih, terkandung pula zat yang tidak berkhasiat, yang bersifat merugikan tubuh. Kita perlu membuang zat yang merugikan supaya aman bagi tubuh. Untuk menyaripatikan hanya zat berkhasiat, perlu teknologi.

Untuk teknologi itulah kita membayar lebih mahal kapsul bawang putih yang sudah hilang bau dan hilang pula zat yang merangsang lambung. Itu berarti tidak benar bahwa satu siung bawang putih tunggal-lanang sama khasiatnya dengan satu kapsul bawang putih murni yang untuk membuatnya satu dosis, perlu beberapa siung.

Buah pace diterima punya khasiat. Perlu buah pace dengan derajat kematangan tertentu, pemanasan tertentu, selain dari spesies tertentu untuk memberikan khasiat mengkudu optimal. Maka ekstrak buah Noni jauh lebih mahal dari hanya sekadar buah mengkudu yang dipetik dari pohon. Jadi memang tidak sesederhana itu memanfaatkan khasiat buah pace. Soal apakah zat berkhasiat dalam bawang putih dan buah pace bisa untuk menyembuhkan penyakit apa saja, itulah yang salah kaprah.

Ikan gabus sekarang jadi mahal hanya karena kandungan albuminnya tinggi. Karena albumin dibutuhkan oleh kasus gagal ginjal, maka diklaim semua kasus ginjal apa saja bisa disembuhkan dengan ikan gabus. Bahkan diklaim bisa membersihkan ginjal, padahal sejatinya ginjal tidak perlu dibersihkan.

Terapi Alternatif Dijadikan Industri

Pihak industri memanfaatkan isu zat berkhasiat dalam suatu bahan alam sebagai bisnis. Hanya karena suatu bahan alam mengandung zat antioxidan, misalnya, dan penyebab kanker antara lain kekurangan antioxidan, maka dianggap bahwa mengonsumsi antioxidan bisa menyembuhkan kanker. Logika medisnya tidak demikian.

Banyak tawaran terapi alternatif yang tidak nalar di mata medis. Kasus tidak punya anak, lebih sepuluh penyebabnya, baik pada suami maupun pada istri. Bagaimana sebuah cara, atau suatu ramuan, bisa mengatasi semua penyebabnya, tentu tak mungkin.

Diabetes hanya bisa dikendalikan, untuk sembuh total perlu teknologi stem-cell. Jadi bohong kalau ada obat atau cara alternatif yang mengaku bisa menyembuhkan kencing manis.

Dunia medis bukan menafikan terapi alternatif. Ada sekelompok terapi atau healing alternatif yang diterima medik sebagai complementary alternative medicine, termasuk acupuncture, acupressure, homeopathy, chiropractic, untuk menyebut beberapa. Namun tidak setiap alternatif serta merta bisa diterima karena belum tentu masuk akal medis.

Berobat yang sudah pasti sajalah. Kalau dunia medis punya obat dan caranya, kenapa bersusah payah mencari alamat berobat lain yang belum jelas.

Susahnya, masyarakat kita kebanjiran iming-iming berobat yang tak jelas, yang masih bebas beredar di banyak iklan media massa, selain tayangan televisi. Masih ada stasiun televisi kita yang menayangkan pengobatan dan penyembuhan yang tidak jelas. Ini catatan buat Departemen Kesehatan.

Di mana-mana negara, orang bukan dokter yang sekadar menganjurkan obat tertentu pada pasien, ada regulasinya. Di negeri kita, orang bukan dokter bisa dengan bebas menawarkan program diet, program terapi, bahkan sampai yang bersifat invasive kepada masyarakat luas, tanpa ada pasal hukumnya. Bahkan sekalipun disinyalir sudah ada korbannya, siapa saja di negara kita masih bisa bertindak seperti profesi dokter. Ini catatan lain buat Ikatan Dokter Indonesia juga.

(Dr Handrawan Nadesul)

Solusi Sehatnya Berbangsa: Mendisplinkan Hidup Semua Anak Bangsa