Tingkah laku parpol di seluruh dunia sama; menghambur-hamburkan uang dari “sponsor” untuk menguasai negara. Setelah berkausa, biasanya, mereka lupa janji pada massa yang memilihnya.
Dimanapun, Parpol akan buang-buang uang untuk bisa memenangkan Pemilu dan menguasai negara. Sebagian negara memiliki persyaratan soal bagi-bagi uang dalam pemilu. Di Thailand, Perdana Menteri Srettha Thavisin dari Partai Pheu Thai terang-terangan akan memberikan setiap orang usia di atas 16 tahun uang sebanyak 10,000 bath atau Rp 4,5 juta dalam bentuk uang digital atau uang kripto.
Menurut partai Pheu Thai, ini merupakan bagian dari stimulus ekomnomi Thailand yang dia tawarkan untuk memenangkan pemilu. Penasihat partai, Paetongtarn Shinawatra menyebut bahwa penawaran ini merupakan inovasi mengingat teknologi blockchain di Thailand telah menjadi bagian ekonomi nasional Thailand.
Partai ini yakin dengan kondisi digitalisasi di berbagai bidang, terutama menghadapi cryptocurrency, Thailand yakin akan menjadi Pusat Digital ASEAN. Iming-iming partai ini untuk memberi setiap orang Rp 4,5 juta jelas menarik semua orang. Terlebih orang miskin di Thailand.
Seorang pegawai bank di Thailand menyebut bahwa setiap orang di Thailand senang uang cuma-cuma, terlebih mereka yang berpenghasilan rendah. Masalahnya, darimana uang itu akan datang.
Sebuah sumber menyebut jika pembrian uang gratis ini diberikan, itu antara lain dari pajak. Beberapa orang lain menyebut tindakan partai ini untuk berkuasa dengan memberikan uang kripto gratis sangat menjijikkan. Mereka bertanya apakah rakyat cukup sebodoh itu.
Sebagian lain menyebut, sebaiknya partai ini fokus pada kesejahteraan anak-anak miskin. Bisa jadi iming-iming uang ini menarik bagi pemilih pemula. Tapi tidak pemiih yang sudah hafal kelakukan para parpol menjelang pemilu yang hanya bertujuan untuk memenangkan mereka.
Biasanya, kalau sudah duduk, lupa berdiri.
Tiga Penjahat Kripto Dari TerraForm Lab Merampok Trilunan Milik Investor