Seide.id – Perusahaan yang melayani jasa pengiriman uang, Western Union Co, membuka kembali layanan pengiriman ke Afganistan.
Perusahaan yang beroperasi di lebih 200 negara, termasuk Indonesia, sempat menghentikan kegiataanya dua minggu lalu saat Taliban masuk ibukota Kabul.
“Mulai 2 September 2021, Western Union berkenan mengumumkan bahwa pengiriman uang ke Afganistan bisa dilakukan kembali. Pelanggan dari 200 negara dapat mengirimkan uang pada orang tersayang di kampung” demikian pemungumuan perusahaan jasa pengiriman uang terbesar di dunia itu pada akun Twitternya.
Bonus
Western Union memberi bonus berupa – jasa transfer nol dollar -selama dua minggu untuk pengiriman ke Afganistan, terhitung sejak 3 hingga 17 September nanti.
Pembayaran bisa memakai dua mata uang, Afgani atau Dollar. Western Union menyediakan gerainya di banyak kota, namun jumlah terbanyak ada di ibukota Kabul.
Western Union dan MoneyGram International Inc, merupakan penyedia jasa pengiriman uang yang sempat menghentikan kegiatannya, menyusul meningkatnya ketegangan di ibukota Kabul awal Agustus lalu.
Berbicara pada kantor berita Reuters, Jean Claude Farah, presiden Western Union untuk kawasan Asia, Eropa, Timur Tengah dan Afrika, mengakui mendapat dukungan dari Amerika Serikat untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan pada warga Afganistan. Dukungan ini membuat perusahaan percaya diri dan bisa memulai aktifitasnya di Afganistan.
“Pengiriman uang ini melibatkan warga lapisan bawah Afganistan, hingga mereka bisa tertolong untuk membeli semua kebutuhan pokok mereka. Itu sebabnya kami membuka kembali layanan kami di Afganistan” ucap Farah pada Reuters.
Aliran dana dari luar negeri, yakni para pekerja asal Afganistan, yang mengirim uang mereka ke kampung sangat membantu bagi banyak sekali warga Afganistan. Ekonomi berdenyut di salah satu negara paling miskin di dunia yang berantakan karena masalah politik dan konflik.
Nilai pengiriman uang yang masuk ke Afganistan sempat turun, hanya dikisaran 789 juta dollar tahun 2020 lalu, padahal di tahun sebelumnya mencapai 829 juta dollar.
PBB mengabarkan warga Afganistan sangat membutuhkan bantuan karena kekeringan kedua yang ganas dalam empat tahun terakhir.
Sampai saat ini bank sentral Amerika masih membekukan dana simpanan atas nama bank sentral Republik Islam Afganistan yang runtuh 15 Agustus lalu. Taliban yang kini berkuasa tidak memiliki akses ke dalam simpanan karena kelompok ini masih dimasukkan dalam daftar sebagai organisasi teroris.
Namun, presiden Amerika Joe Biden setuju bila upaya untuk membantu kemanusiaan segera di gelar di Afganistan. (gun)