Seide.id. > Meski 82,000 orang berhasil keluar dari Afghanistan melalui bandara, namun masih ada 15,000 orang berkerumun di sekitar Bandara Hamidz Karzai, Kabul Afghanistan. Diantaranya 150 orang Amerika. Ini adalah kerumunan manusia yang saat ini rawan dibantai, ketika tak ada yang melindungi mereka.
Warga Afghanistan, tentara dan sipil pendukung Amerika dan juga pasukan NATO, tetap berjejal di sekitar bandara. Mereka tetap berharap, ada negara yang iba dan mengangkut mereka untuk keluar dari Afghanistan. Ketakutan dan kecemasan meliputi semua orang yang berada di sana.
Taliban, tampaknya tak main-main. Mereka telah memberi tenggat waktu tanggal 31 Agustus, semua tentara AS dan NATO harus sudah keluar dari Afghanistan. Taliban juga memberi peringatan keras agar warga tidak berkerumum di sekitar bandara dan diminta pulang ke rumah.
Bos CIA yang telah bertemu dengan petinggi Taliban sepertinya tak menemukan titik temu. Presiden AS, Joe Biden juga tak dapat memperpanjang deadline lebih dari 31 Agustus 2021 itu.
Namun, info terbaru, Amerika, Inggris dan Australia memperingatkan agar warga mereka tidak berada di sekitar bandara mulai besok. Dalam beberapa saat, daerah rawan itu bisa jadi ajang pembantaian oleh apa yang disebut intelejen dengan sebutan ISIS-K ( ISIS Khorasan), musuh besar Taliban selama ini. “ Jauhi bandara dan keluar dari daerah itu secepat mungkin. Di luar daerah itu lebih aman,” pesan mereka terhadap warga Afghanistan.
Indikasi ke arah apa yang disebut dengan istilah mayhem ( kekacauan luar biasa yang disengaja) akan terjadi ketika Taliban memberi ultimatum AS untuk meninggalkan Afghan paling lambat 31 Agustus, namun ISIS-K akan menduduki bandara sebelum tenggat waktu.
Itu sebabnya, Gedung putih, menegaskan bahwa evakuasi dari pihak AS dan NATO akan berakhir besok pagi. AS mencium pergerakan pasukan ISIS-K yang menuju kota.
Beberapa orang yang bisa dievakuasi saat ini adalah warga AS dan sekutunya yang sejak 2001 menetap di Afghanistan. Termasuk warga sipil Afghanistan yang selama ini membantu AS dan NATO seperti penerjemah, tenaga medis, insinyur, juru masak dan kontraktor.
Diperkirakan masih ada 62,000 lagi orang yang layak dievakuasi, meski yang berkumpul di sekitar bandara saat ini tinggal 15,000 orang. Di luar itu, masih ada 250,000 warga Afghan lain yang telah membantu AS yang layak dievakusi, namun tak bisa mendekati bandara karena blokade di jalanan oleh pasukan Taliban.
Jika ancaman serangan di pintu masuk dan sekitara bandara ini benar terbukti atau besok pasukan AS dan NATO mengakhiri evakuasi sekaligus berada pasukannya di Afghanistan, bisa jadi inilah awal Jatuhnya Afghanistan.
( ms/*)