Seide.id – Kisah pertempuran ’jembatan Kresek’ terjadi di Oktober 1945, di awal kedatangan tentara Inggris yang masuk melalui pelabuhan Tanjung Priok.
Inggris datang memiliki agenda ssendiri. Mereka hendak melucuti tentara Jepang yang telah menyerah secara resmi di Teluk Tokyo, 2 September kemarin.
Agenda yang lain adalah membantu Belanda mengamankan kembali ‘wilayah’nya yang telah direbut Jepang.
Ternyata di ‘wilayah milik’ Belanda ini sekarang sudah berdiri negara baru bernama Indonesia, yang menolak semua campur tangan asing yang ingin mengobok-obok negaranya.
Ketegangan muncul. Pertempuran terbuka pun tak terelakkan.
Pertempuran besar pertama
Sebelum ada catatan baru tentang kontak tembak besar-besaran, antara tentara Inggris dan orang Indonesia, maka di lokasi jembatan Kali Kresek ini -sampai hari ini- terdokumentasi terjadi pertempuran besar pertama antara tentara Inggris dengan orang Indonesia.
Tulang punggung yang melakukan serangan adalah BKR Laoet, Pemuda Pelabuhan dan Laskar terjadi tanggal 12 Oktober 1945.
Dalam buku Moefreni Moe’min komadan Resimen V Tjikampek, menuturkan:
Singkat cerita, Inggris membuat garis pertahanan di sekitar pelabuhan. Hari berikutnya markas Polisi Istimewa di jalan Dobo, digeledah. Ini sudah membuat panas hati para pemuda.
Semua anggota polisi Istimewa yang berjumlah 50 orang dan 60 pucuk senjata ditahan dan disita Inggris.
Ketegangan pecah menjadi pertempuran terbuka, ketika markas BKR Laoet di pelabuhan juga di satroni Inggris.
Pertempuran singkat terjadi.
Karena kalah jumlah, anak anak BKR laut yang di pimpin Madmuin Hasibuan menyingkir ke seberang jembatan Kali Kresek dan membuat garis pertahanan baru di sana.
Inggris menyerang
Mengetahui lawannya mundur dan membentuk pertahanan baru, Inggris langsung menerjang pertahanan BKR Laoet.
Namun jembatan buatan Jepang sudah dirusak anak anak BKR laut dan Pemuda Pelabuhan, hingga pasukan Inggris tertahan di jembatan.
Pertempuran sehari semalam terjadi di Kali Kresek. Berita perang terbuka segera menyebar di Jakarta. Bala bantuan untuk pemuda BKR laut berdatangan dari mana-mana seperti dari Cilincing, Marunda, Tanah Merdeka, Kalibaru dan banyak lagi.
Para pemuda ini bahu membahu memperkuat garis pertahanan. Dan pertahanan semakin kuat dan berlapis.
Inggris kaget dengan keberanian para pemuda pemuda ‘kampung’ yang ternyata sangat militan! Inggris tak mengira batapa hebatnya orang ‘kamupung’, yang beberapa hari lalu mereka lihat hanya sebagai kuli pelabuhan!
Bantuan udara
Terdesak dan berlarut-larut, Inggris akhirnya menurunkan pesawat P40 dari Pangkalan Kemayoran. 2 pesawat tempur ini menembaki garis pertahanan BKR laut dan pemuda di Kali Kresek.
Masih belum cukup, Inggris juga menembakkan meriam artileri, setelah itu tank Sherman maju ke depan.
Kalah canggih, setelah seharian bertempur tanpa jeda, akhirnya terbuka juga garis pertahanan BKR Laoet di Kali Kresek.
Para pemuda mundur sambil terus melakukan perlawanan. Pemuda kampung Priok, Cilincing, Tanah Merdeka, sampai Marunda terus bahu membahu memperkuat wilayah pertahanan daerah masing-masing. Pertempuran pun merembet kemana-mana.
Dari peristiwa ini muncul kisah heroik Itjang pemuda asal Cilincing dan kiprah BKR LAOET yang dibentuk oleh para pemuda pimpinan orang Tapanuli yakni Madmuin Hasibuan.
Namun, entah mengapa nama Madmuin Hasibuan seperti terlupakan. Makamnya tak tentu rimbanya. Padahal pemuda ini besar jasanya. Dengan sabar saya pun mulai melakukan pencarian dan penelusuran.
Berikut: Makam Madmuin Hasibuan ketemu!
(foto utama: kreasi ulang pertempuran 45/dok)
Beny Rusmawan