Seide.id – Dilantik sebagai sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-33 , kini Jenderal TNI Dudung Abdurachman S.E., M.M., telah menanggalkan jabatan lamanya sebagai Panglima Komando Strategi AD (Pangkostrad).
Pelantikan Dudung Abdurachman dilakukan Presiden Jokowi di Istana Negara pada Rabu, 17/11/2021.
Dengan demikian, Dudung resmi menggantikan posisi yang ditinggalkan KSAD sebelumnya, Jenderal Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil, Ph.D.
Sementara, di saat yang sama Andika Perkasa dilantik menjadi Panglima TNI.
Dudung sendiri baru menjabat sebagai Pangkostrad kurang dari lima bulan, terhitung sejak awal Juni 2021 hingga kini.
Jadi pembicaraan
Nama Dudung Abdurahchman belakangan ramai jadi pembicaraan karena tindakannya yang cukup kontroversial.
Salah satunya, terutama ketika ia masih menjadi Pangdam Jaya. Saat itu, tanpa kompromi ia memerintahkan TNI AD untuk menurunkan spanduk dan baliho Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq.
Tayangan berita dan video penurunan spanduk yang beredar menjadi viral.
“Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya, karena beberapa kali Pol PP menurunkan, dinaikkan lagi. Itu perintah saya,” ujar Mayjen Dudung. (20/11/2020).
Menurut mantan Gubernur Akademi Militer (Akmil) Mayjen TNI AD ini, pemasangan spanduk tersebut menyalahi peraturan.
“Begini, kalau siapa pun di republik ini, ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau masang baliho udah jelas ada aturannya, ada bayar pajak, dan tempat ditentukan, jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, nggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu, FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari,” tukasnya.
Kata “kalau perlu” ia tegaskan karena bukan merupakan kewenangannya.
Yang tak kalah kontroversial juga, Dudung pernah berpesan kepada anggota personel Yon Zipur 9 Kostrad dan ibu Persit terkait unggahan di media sosial.
“Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan,” ujarnya.
Tindakan-tindakan Dudung jadi pembicaraan. Tapi meski terjadi kontroversi, pujian untuk Dudung juga mengalir deras dari masyarakat.
Profil Jenderal Dudung Abdurahchman
Sebelum menjadi KSAD ke-33, perjalanan hidup pria kelahiran Bandung, 16 November 1965, ini cukup berliku.
Ia kehilangan ayahnya saat masih di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sejak itu, Dudung membantu ibunya mulai dari mencari kayu bakar hingga membantu ibunya berjualan.
Tanpa rasa malu, Dudung membuka, ia pernah jadi loper koran saat di SMA.
“Jadi pagi saya ambil koran, saya baca- baca dulu koran itu terutama Kompas, saya paling seneng Tajuk Rencana Kompas,” ungkap Dudung.
Selesai meloper, ia kemudian mengedarkan berbagai dagangan buatan ibunya
Perjalanan kariernya
Dudung menyelesaikan pendidikannya di Akademi Militer (Akmil) cabang infanteri pada 1988.
Kariernya bermula dengan ia sebagai Komandan Distrik Militer (Dandim) 0418 di Palembang. Kemudian ia diangkat menjadi Asisten Personel (Aspers) Kepala Staf Daerah Militer (Kasdam) VII/Wirabuana pada 2010 hingga 2011.
Kariernya terus meningkat.
Pada 27 Juli 2020, ia diangkat menjadi Panglima Kodam Jaya oleh KSAD saat itu, Jenderal Andika Perkasa.
Pada jabatan ini, ia menjadi sorotan media karena memerintahkan pencopotan baliho Habib Rizieq Shihab. Kemudian pada 25 Mei 2021, Dudung dilantik sebagai Pangkostrad.
Kini, mantan loper koran yang gigih ini telah dilantik menjadi KASAD ke-33 RI.
Untuk itu, Selamat Pak..
(ricke senduk)
Jokowi Lantik Megawati Sebagai Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional