Seide. id – waktu jadi presiden, 1977-1981, Jimmy Carter meminta sebuah bola dunia -ukuran besar- agar diletakkan tepat di sebelah kiri kursinya, di ruang kerjanya -Oval Office- yang terletak di sisi barat Gedung Putih.
Maklum waktu itu belum ada hp pintar, belum ada google map dan kawan-kawannya, jadi semua masih dilakukan secara manual. Kalau mau melihat peta dunia, ya, benar-benar -memegang- peta!
Setiap hari, Jimmy selalu memutar-mutar bola dunia itu, dan ketika pada posisi negara Uni Sovyet nan luas, Sovyet memiliki 11 perbedaan waktu, saking luasnya (sementara kita ‘hanya’ 3), ia selalu bergumam, “not in my watch, Kamerad, not in my watch” – jangan sampai terjadi (perang nuklir) di masa pemerintahan saya, kawan –
Jimmy khawatir benar kalau Uni Sovyet secara mendadak meluncurkan peluru kendali jarak jauh berhulu ledak nuklir mengarah ke belahan dunia lain atau ke daratan Amerika.
Maklum tensi Amerika-Sovyet dibawah Leonid Breshnev –orang kedua paling lama dan berpengaruh yang menjadi sekjen Partai Komunis Sovyet setelah Stalin- sedang tinggi.
Saat itu, secara mendadak Sovyet menyerang Afganistan, sebagai reaksinya Amerika melakukan beberapa embargo dan -puncaknya- memboikot Olimpiade Musim Panas di Moskow tahun 1980.
Suasana tegang.
Pada puncak perang dingin, di Alaska, negara bagian paling utara nan dingin, selalu ada sedikitnya 6 pesawat tempur pemburu yang siap 24 jam penuh. Pilotnya benar-benar SUDAH duduk di kokpit, dalam hangar tertutup, bersiaga secara bergantian.
Pesawat ini siap menyergap bila ada serbuan Mig Sovyet yang masuk dari utara.
Alaska merupakan wilayah terdekat dan nyaris tersambung dengan Sovyet. Dan ironisnya, Alaska dulu dibeli dari keluarga Tsar Rusia, 30 Maret 1867, hanya 7, 2 juta dollar, karena konon untuk bayar kalah judi! Masuk akal, bila Sovyet akan menyerbu Amerika dari utara masuk dari kawasan ini.
Biskuit
Football, koper khusus untuk meluncurkan nuklir, selalu siap tak jauh dari presiden termasuk di dalam Gedung Putih.
Syukurlah, sampai detik ini koper kembung besar hitam itu belum pernah dipergunakan!
Dick Chenney -wakil presiden era George W. Bush 2001-2009 – membenarkan, bahwa setiap pelantikan presiden AS, di balik pilar dan tembok-tembok Gedung Capitol, pada saat yang sama dengan pengucapan sumpah, secara diam-diam, terjadi juga serah terima football dari petugas lama ke perwira jaga yang baru.
Dan, karena football tak pernah dipakai, Biskuit, lempengan plastik seukuran kartu kredit, yang bisa dipecah dua -bak biskuit- dan menyimpan kode yang menyetujui peluncuran nuklir, tetap utuh.
Jimmy Carter selalu apik menyimpan biskuit di saku jas, meski ia pernah membuat heboh petugas keamanan tatkala kartu plastik itu ikut terbawa ke rumah pencucian untuk di dry cleaning!
Dan, Kepala Staff AB Amerika pernah kesal ketika tahu biskuit yang seharusnya disimpan presiden Bill Clinton ternyata hilang selama berbulan-bulan! Bayangkan, bila terjadi sesuatu keadaan genting, Presiden tidak bisa mengakses football!
Karena peristiwa ini, biskuit diganti setiap hari. Kodenya kini berlaku hanya 24 jam.
Password
Bersambung: