Joko Widodo, Antara G20, Perang Rusia-Ukraina, dan Upaya Perdamaian

Seide.id– Meski pertemuan Menteri Keuangan G20 di Washington pada pekan lalu di warnai aksi walk out, tapi itu tidak mampu mencegah langkah Joko Widodo sebagai Presidensi G20 untuk berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Selain bertukarpandangan tentang G20 dan situasi Ukraina, Jokowi juga menyatakan, siap berkontribusi dalam upaya mencapai perdamaian bagi Rusia dan Ukraina.

“Saya menggarisbawahi perang harus dihentikan segera dan memberi kesempatan untuk negosiasi damai. Indonesia siap berkontribusi untuk mencapai tujuan ini,” kata Jokowi melalui akun Twitter (29/4).

Tapi dalam upaya mencapai perdamaian, Presiden bukan hanya berbicara dengan Putin saja, juga dengan Zelensky.

“Kemarin, saya bicara dengan Presiden Ukraina, @ZelenkyyUa. Saya ulangi, Indonesia mendukung segala upaya negosiasi damai untuk untuk berhasil dan siap memberikan bantuan kemanusiaan,” ungkap Jokowi di Twitter, Kamis (28/4).

Berbeda dengan Putin, pada Zelensky, Jokowi tidak membahas tentang G20 karena Ukraina bukan anggota G20.

Tapi meski bukan anggota, wakil Ukraina diketahui hadir dalam pertemuan menkeu negara G20 di Washington, AS (20/4).
Dikutip CNN, pejabat Ukraina itu hadir sebagai tamu atas undangan AS.

Aksi walk out

Sebelumnya, Menkeu Prancis, Bruno Le Maire minta agar wakil Rusia, Anton Siluanov, jangan hadir dalam rapat G20.

“Kami menuntut Rusia agar menghentikan aksi militernya sekarang. Dan kami meminta Rusia untuk tidak menghadiri pertemuan G20. Perang tidak sesuai dengan kerja sama internasional,” kata Le Maire saat memberi pernyataan di forum secara virtual seperti dikutip Reuters

Selanjutnya, sesaat sebelum Menkeu Rusia, Siluanov berbicara dalam rapat, Le Maire meninggalkan forum.

Langkah Prancis ini diikuti belasan negara Barat lainnya seperti Kanada dan Amerika sebagai bentuk protes terhadap kehadiran delegasi Rusia. Pejabat Ukraina tersebut juga ikut walk out dari ruang rapat saat Menkeu Siluanov berbicara secara virtual.

Secara terpisah, menurut seorang pejabat AS, rencana boikot ini telah dibahas para menkeu G20, jika Rusia hadir dalam forum tersebut.

Menkeu Yellen mengatakan, AS telah memberitahu Indonesia, tuan rumah G20 tahun ini, bahwa dia tidak akan berpartisipasi jika Rusia masih hadir.

“Saya sudah menegaskan ke rekan saya di Indonesia bahwa kami tak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana,” ujarnya awal April .

Namum Indonesia menegaskan akan tetap mengundang seluruh negara dalam pertemuan G20, termasuk Rusia.

“Sebagai presidensi, tentunya, dan sesuai dengan presidensi-presidensi sebelumnya adalah untuk mengundang semua anggota G20,” kata Staf Khusus Menlu untuk Program Prioritas, Dian Triansyah Djani, saat jumpa pers secara daring.

Dalam situasi ini, Indonesia memang mengemban tanggung jawab berat sebagai Presidensi G20 yang rencananya akan diadakan di Bali, 2022 sekaligus upaya untuk perdamaian.
(ricke senduk)

Presiden Joko Widodo dan Vladimir Putin Bertukarpandangan

Avatar photo

About Ricke Senduk

Jurnalis, Penulis, tinggal di Jakarta Selatan