Jokowi- Ahok Retak

Jokowi-Ahok retak

Dua orang yag saling mendukung, kini terpisah oleh hawa nafsu Pemilu( Foto : Istimewa)

Basuki Tjahaja Purnama ( BTP) alias Ahok seara resmi mundur dari posisi Komisaris Utama Pertamina karena ingin berkampanye untuk pasangan Capres No. 3 Ganjar-Mahmud. Meski pengunduran dirinya belum disetujui Menteri BUMN, Erick Tohir, Ahok mulai berkampanye, menunjukkan dukungan pada pasangan itu, dan mulai memojokkan Jokow yang eprnah menjadi atasannya.

Jokowi-Ahok

Ahok dan Jokowi pernah erat karena memiliki visi yang sama dalam memajukan Indonesia. Sama-sama dari PDI-P. Jokowi pernah menjadi Gubernur DKI dan Ahok menjadi wakilnya. Jokowi pula yang memasukkan Ahok – usai keluar dari penjara- sebagai Komisarit Utama di Pertamina.

Menjadi pertanyaan setelah Ahok keluar dari Pertamina; siapa yang mengawasi Pertamina ? Saat menjawat sebagai Komut, Ahok sangat getol mengawasi kinerja Pertamina. Bayak dana-dana yang biasa hilir mudik di sekitar Pertamina dipangkas. Ahok malah minta dicabut haknya yang memiliki Kartu Kredit tak terbatas yang nilainya miliaran yang bisa dimanfaatkan untuk apa saja Tapi Ahok memilih untuk mengembalikan.

Ahok dikenal sebagai Gubernur yang mampu menjadi idola dengan kinerjanya yang berfokus pada pelayanan masyarakat. Ia menjadi Gubernur heibat setelah Ali Sadikin. Ahok menjabat Gubernur setelah Jokowi naik menjadi Presiden Republik Indonesia. 

Namun hubungan Ahok-Jokowi renggang saat Jokowi meninggalkan PDI-P. Jokowi memiliki alasan mengapa ia meninggalkan partai yang membesarkan. Antara lain adalah perlakukan Pimpinan partainya yang sering merendahkan posisi seorang Presiden sebuah negara. Jokowi di berbagai kesempatan dianggap hanya sebagai “ petugas partai”. 

Reta

Kini Ahok mulai bebas menyatakan dukungan kepada Ganjar, meski pengunduran dirinya dari pejabat Pertamina belum disetujui MenBUMN.  Yang membuat banyak orang bertanya-tanya, entah karena desakan atau janji posisi oleh partainya, Ahok mulai menyerang Jokowi.

Dalam sebuah pernyataan yang tersebar, Ahok menyatakan,” Gibran dan Jokowi bisa kerja apa ?”. Ahok – dalam pernyataan itu mengkhawatirkan jika Gibran yang naik. Sejak awal, saat Gibran dicalonkan sebagai Cawapres, Ahok tidak setuju sebab seorang kepala negara perlu wawasan dan rekam jejak yang jelas. 

Jejak Gibran, sesungguhnya bisa dilihat saat ia menjabat sebagai Walikota Solo. Di tangannya, Solo lebih maju. Pertumbuhan ekonomi Solo naik dari 1,74% menjadi 6,25%. Tingkat toleransi beragama juga tinggi di kota Solo termasuk pembangunan di berbagai bidang.

Dari berbagai pernyataan Ahok yang menjelaskan tidak harmonisnya hubungannya dengan Jokowi, menjalar ke pengagum Ahok dan Jokowi. Suporter Jokowi – Ahok juga telah pecah dan terpisah. Masing-masing ikut mengecam lawannya masing-masing. Kedua pendukung ini meniru tokohnya yang saling menyerang, padahal Jokowi lebih memilij diam. 

Kini keduanya telah retak gara-gara pemilu. Sama retaknya para suporter Jokowi dan Ahok yang berseberangan. Sayangnya, dalam berseberangan itu, Ahok terus memojokkan Jokowi yang memilih diam tidak menangagapi Ahok atau siapapun, yang membuat banyak orang bertanya-tanya. Karakter Ahok yang jarang menyerang seseorang, terlebih orang yang pernah dekat dengannya, sangat kentara saat ia membela Ganjar-Mahmud sementar Jokowi membela Prabowo-Gibran.

Tetapi, memang, sejarah yang akan membuktikan diamnya seorang Jokowi yang penuh misteri dan Ahok yang mulai cerewet.

Sayang……

Gara Gara Jokowi : Waspadai Campur Tangan AS di Pemilu 2024 Bag. 3

Jokowi Mirip Soekarno : Waspadai Campur Tangan Amerika di Pemilu 2024 ( Bagian : 4) 

Kerja 5 Tahun Pensiun Seumur Hidup

Kisah Ahok Menaklukan Ego

Ahok, Penggusuran dan Janji Politik Anies

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.