JURNAL SYUKUR

Dulu: diary

Sekarang: journal. 

Cukup lama, diary bertahan sebagai tempat curhat para gadis. Mungkin sampai kini pun masih banyak yang “memelihara” diary. Tapi beberapa waktu lalu aku mendapat info, bahwa sekarang yang lebih disukai adalah mengisi bullet journal. 

Bullet journal itu apa? Menurut pengertianku setelah mendapat info dari cucu sulung dan baca sana-sini, journal dalam pengertian ini adalah buku yang kertasnya agak tebal, dotted (ada titik-titik samarnya) untuk memudahkan orang mengisinya dengan rapi. Di situ pemilik bisa menulis, menggambar, membuat rencana,  wish list, grafik, menghias dengan stiker, apaaa saja sesuai hasrat hati dan kreativitas. 

Jadi apa bedanya dengan diary? Bedanya mungkin, di journal orang cenderung lebih banyak mencatat, berkreasi, berencana, ketimbang curhat tentang si dia. (Koreksi kalau aku salah.) 

Bullet journal dibuat dari kertas yang agak tebal supaya bisa digambari, bahkan dengan cat air, dan ditulisi dengan lurus tanpa ada garis-garis yang membantu tapi mengganggu mata. Begitu kira-kira, sependek pengetahuanku sebagai mantan pemilik diary  dan kemudian agenda (setelah bekerja). 

Oke deh, karena journal kertasnya tebal, dan Karen suka menggambar, setidaknya ia bisa menggambar di situ, pikirku ketika mencari hadiah ulang tahun baginya.  

Dan, ada tambahannya berupa sebuah buku kecil, bersampul tebal, berbahasa Inggris, berjudul “Journal of Gratitude”. Di situ penulis buku dan ilustrator (wanita muda, orang sini, dulu kuliah seni di LA), menulis kalimat-kalimat pendek tentang hal sehari-hari  yang patut disyukuri. Kalimat-kalimat itu disertai dengan gambar-gambar unik, juga stiker yang senada.  

Ya, itulah hadiahku bagi Karen tahun ini. Aku sempat mengintip halaman-halaman buku ini ketika ia membukanya. Di antara berbagai alasan untuk bersyukur, untuk tidak take for granted, ada beberapa yang tidak terlalu lazim tapi membuatku tersenyum. Antara lain: “Bersyukurlah untuk teman yang menjengkelkan, sebab ia membuatmu lebih sabar.” Ha-ha….

Kulihat, di setiap akhir bab tersedia lembar kosong menulis, apa saja yang bagi pemilih journal patut disyukuri. Memang hanya  tersedia satu halaman, tapi Karen bisa menulis lanjutannya, atau apa pun, di bullet journal! 

Aku berharap dua buku ini akan menjadi padanan hadiah yang cocok bagi si bungsu cucuku.  Dan alangkah senangnya aku, ketika ternyata dia suka! 

15 Juni 2021

Ilustrasi: Google

Avatar photo

About Belinda Gunawan

Editor & Penulis Dwibahasa. Karya terbaru : buku anak dwibahasa Sahabat Selamanya.