Jurnalis SEO
Yang masih hidup, bukan jurnalisme. Bukan orang-orang jurnalistik yang telah memiliki nyawa karakter dan gaya tulisannya sendiri. Mereka menyerahkan pada mesin di internet karena mereka butuh uang. Itulah Media Online, wadah bagi para Ronin yang mencari kehidupan untuk melanjutkan hidup dalam kelompok baru. Bukan jurnalisme yang dengan bangga dan bermaratabat akan kualitas sebuah tulisan dan dari buah pikiran jernih.
Jurnalisme telah lama mati, seiring lahirnya media digital. Berganti dengan para jurnalis yang hidup sesuai norma-norma SEO, keberpihakan pada yang memberi dana, baik demi institusi media online atau jurnalis pribadi.
Jangan harap ada penulis berkarakter, dignity atau tulisan yang ditunggu pembacanya, yang memberikan pencerahan dan pemahaman yang jernih dan meninggalkan PR untuk berpikir, bagi pembaca. Sebab jurnalisme seperti itu sudah mati. Jurnalis hidup dalam eBing alias Kebingunan. Yang tak kuat mencari pekerjaan lain, yang bertahan harus patuh pada SEO atau menjadi jurnalis militan untuk menulis di medsos yang tak membutuhkan syarat SEO.
Itu sebabnya, jurnalisme yang masih ingin mempertahankan mercusuarnya dan kepiawaian para jurnalis, memilih terus melakukan itu, tak peduli dengan SEO atau Mesin Pemintan, namun meminta pembacanya untuk memberikan donasi, sumbangan, iuran atau beaya langganan pada pembacanya agar Media tersebut tetap bisa memberikan berita terbaiknya dengan tulisan bernyawa dari para jurnalisnya. Banyak media di luar melakukan itu, dan syah.
BERIKUTNYA> PEMBACA HIDUP SEIRING PENULIS IDAMAN
BACA TULISAN JURNALIS LAIN:
ARSWENDO : Laku Iman Seorang Penulis dan Seniman yang Mengajak Bersyukur Tanpa Libur