Seide.id – Tak perlu sedih apalagi sebal bila suami malas bicara. Jangankan ngobrol panjang lebar, diajak bicara pun jawabannya cuma sepotong-sepotong atau malah sering enggak nyambung.
– Jangan pernah lelah mencari tahu mengapa ia bersikap demikian, terlebih bila sebelumnya ia bukan termasuk tipe pendiam.
– Mencari waktu yang tepat untuk mengeluarkan ganjalan perasaan Anda jelas tidak mudah bila situasinya seperti ini. Salah-salah malah bisa membuatnya tersinggung lantas semakin menutup rapat mulutnya alias membisu. Cermati kapan atau dalam situasi apa suami tak bad mood dan lebih mudah diajak bercakap-cakap. Jika sudah tahu, manfaatkan sebaik mungkin momen tersebut.
– Dorong suami untuk aktif ambil bagian dalam setiap pembicaraan. Caranya, sedapat mungkin hindari bentuk pertanyaan terbuka yang hanya memberi alternatif jawaban “ya” dan “tidak”. Pilihlah yang memungkinkannya bercerita panjang lebar.
Semisal kalimat tanya yang menggunakan kata tanya “bagaimana”. Kalaupun ia terkesan masih sulit mengutarakan perasaan/pikirannya, jangan ragu untuk mengatakan kesediaan Anda tetap menunggu jawabannya sampai besok. Hanya saja jangan terkesan mendesak atau malah memojokkannya yang membuat suami merasa semakin tak berkutik.
– Saat bicara padanya, jagalah suasana agar tetap santai. Soalnya, suasana kaku/tegang pasti akan membuatnya gerah. Usahakan pula untuk menurunkan nada suara Anda agar tak terkesan galak atau marah yang membuatnya kian ciut. Selain itu, jangan gunakan gaya bicara nyerocos memberondongnya dengan kalimat/pernyataan panjang secara bertubi-tubi.
– Meski kesal, tahanlah untuk tidak meledak marah, apalagi sampai menyudutkannya dengan perasaan bersalah bahwa dialah penyebab semua ketidaknyamanan tersebut. Tinggalkan juga kebiasaan mengungkit-ungkit kesalahan yang pernah ia lakukan. Kebiasaan buruk ini hanya akan membuatnya merasa perlu membentengi diri dengan melakukan gerakan tutup mulut.
– Ketimbang ngomel berkepanjangan menumpahkan kekecewaan Anda, mengapa tidak mengutarakannya baik-baik secara halus dan bertatakrama? Ingat, Anda bukan menikah dengan malaikat lho. Melainkan dengan seorang manusia berjenis kelamin pria yang pasti tak luput dari kesalahan dan kekurangan.
– Masih ingat aktivitas yang membuat Anda dulu saling jatuh cinta? Nah, geluti kegiatan yang menjadi pengikat tadi. Atau carilah aktivitas baru yang Anda berdua sama-sama minati. Dijamin kegiatan bersama ini akan menambah wawasan. Minimal topik yang bisa dijadikan bahan pembicaraan pun semakin luas.
– Buang jauh anggapan bahwa Anda telah tahu segalanya tentang pasangan. Kalau Anda bersikukuh dengan asumsi ini, bukan tidak mungkin baik Anda maupun suami jadi terbiasa bingung memilih apa lagi yang hendak dibicarakan, hingga akhirnya sama-sama memilih diam. Sayang sekali kan?
Puspayanti