Tidak seharusnya kita main pat gulipat dengan keluarga, apalagi dengan pasangan kita sendiri. Lebih baik, jika kita bersikap terus terang, terbuka, dan jujur.
Jangan gegara hape, kita lalu saling curigaan, uring-uringan, dan tidak percaya satu dengan yang lainnya.
Coba apa salahnya, jika kita saling mengingatkan agar kita tidak asyik dan bersibuk-ria dengan hape. Sehingga tidak timbul konflik, lalu saling berjauhan, atau lebih tepatnya memisahkan diri dari keluarga.
Kita tinggal serumah, tapi hape telah menjauhkan hubungan kita sebagai anggota keluarga.
Dari teras ke ruang tamu, ruang keluarga, meja makan, bahkan di tempat tidur kita sebagai keluarga serasa tidak ada ikatan kebersamaan sebagai suami-istri, atau anggota keluarga. Kendati berkumpul, tapi masing-masing sibuk dengan hapenya sendiri.
Tidak sebatas itu saja. Disadari atau tidak. Gegara hape pula, tidak sedikit di antara kita yang menjauhi, mengesampingkan, bahkan dengan terang-terangan menjauhi Tuhan.
Lihat saja di rumah-rumah ibadah. Banyak umat sibuk dengan hapenya, ketimbang sembayang, mendengarkan kotbah, dan seterusnya. Bahkan, maaf, bisa juga ada yang mentuhankan hape …
Hape memang memberi segala kemudahan bagi penggunanya. Bahkan dengan hape, dunia serasa ada di dalam genggaman. Hingga hape menenggelamkan waktu kita sepanjang hari.
Padahal, tidak seharusnya, gegara hape kita terpisah dari keluarga sendiri, sahabat, dan Tuhan.
Saatnya kita membatasi diri dalam penggunaannya.
Kita harus berani mendisiplinkan diri dan melakukan komitmen bersama dalam menggunakan hape.
Hape digunakan hanya sebatas untuk kebutuhan, seperti belajar online, belanja, dan kepentingan lainnya.
Anggota keluarga harus berani untuk saling mengingatkan dan menyadarkan, bahwa ikatan dan kebersamaan keluarga adalah prioritas yang terpenting dan utama.
Dengan membiasakan disiplin dalam menggunakan hape, kita membangun kepercayaan dan kejujuran pada anggota keluarga. Kita tidak perlu mengunci hape dengan password.
Di dalam hape, tidak ada yang harus dirahasiakan atau disembunyikan. Karena kejujuran dan saling mempercayai antar anggotanya adalah modal utama untuk membangun keluarga bahagia. (MR)