Buat apakah seluruh kemenangan, jika harus dilakukan dengan cara menghancurkan, melukai, atau mematikan kehidupan orang lain?
Kata-kata bijak ini berasal dari Konfusius yang agaknya terinspirasi oleh cara hidup Yesus yang meraih kemenangan-Nya tidak dengan kekerasan, tapi kerelaan-Nya untuk menderita, wafat, dan bangkit, demi keselamatan banyak orang.
Mengapa Yesus menempuh cara itu, jalan salib?
Cara Yesus untuk meraih kemenangan bukan dengan menghancurkan mereka yang telah menghina-Nya, mencerca, dan mendera-Nya sampai berlumuran darah, dan akhirnya memaku-Nya di kayu salib.
Yesus memaafkan mereka semua. Itulah yang membedakan Jesus sebagai Raja Semesta Alam dengan raja-raja dunia ini. Yesus tentunya juga memaafkan mereka yang telah mengkhianati-Nya sebagai satu-satunya Jalan, Kebenaran dan Hidup.
Banyak yang mengaku murid Yesus, tapi tidak menjalani hidup di jalan-Nya.
Ada pemimpin saat ini tidak secara jelas menyebut dirinya murid Yesus. Tapi, caranya menjalani hidupnya sebagai pemimpin menyiratkan nilai-nilai kepribadian Yesus sebagai Raja Semesta Alam berada dalam hidupnya. Ia tidak membalas celaan, hinaan, hujatan, bahkan fitnah itu, karena ia mencintai rakyatnya, dan selalu memaafkannya.
Orang yang tahu tapi tidak mau memaafkan orang lain, seperti orang yang menghancurkan jembatan yang akan dilewatinya sendiri.
Selamat Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam.
Jlitheng