Dengan segala upaya itu, menurut Sigit, pelaksanaan PON XX sekaligus membuktikan bahwa Indonesia bisa di mata dunia. Tentunya hal itu, harus didukung dengan semakin diperkuatnya sinergi dan soliditas TNI-Polri serta stakeholder lainnya.
“Soliditas TNI-Polri dan seluruh jajaran pemangku kepentingan adalah kunci utama dalam penanganan operasi,” tutur Sigit.
Sementara itu, Panglima dan Kapolri juga memimpin rapat bersama dengan Forkopimda Provinsi Papua. Sigit menyampaikan bahwa strategi pengendalian Covid-19 harus tetap diterapkan di tengah pelaksanaan PON XX.
Strategi pengendalian itu adalah menegakkan protokol kesehatan dengan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan), penguatan 3T (Tracing, Testing, dan Treatment) serta percepatan vaksinasi.
“Ketika PON XX Papua dilaksanakan, akan ada 25.000 orang yang datang ke Papua. Diperlukan strategi pengendalian agar jangan sampai lonjakan kasus dan menyebarkan Covid-19 ke dalam dan keluar Papua,” kata Sigit.
“Protokol kesehatan ketat harus terlaksana baik bagi para atlet, pelatih, official, panitia melalui bubble system, yaitu membatasi interaksi dengan masyarakat di luar penyelenggara PON XX. Tegakkan aturan prokes secara humanis baik sebelum, pada saat, dan setelah pertandingan,” ujar Sigit.
Dengan pengamanan dan strategi pengendalian Covid-19, PON bisa berjalan aman, lonjakan penularan Covid-19 tak terjadi, dan pertumbuhan ekonomi di Papua maupun nasional terwujud.
“Dibtengah pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia sudah mulai tumbuh sebesar 7,07 persen di kuartal II-2021. Demikian juga dengan pertumbuhan ekonomi di Papua yang tumbuh sebesar 13,14 oersen pada kuartal II 2021. Hal ini menunjukkan optimisme bahwa Indonesia tangguh dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan siap melakukan lompatan pertumbuhan ekonomi. Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus kita jaga dengan kesehatan sebagai modal dasar. Jika kasus Covid-19 bisa ditekan, pertumbuhan ekonomi dapat kembali berjalan normal,” tutup Sigit. (Demos)