Foto : Mike Scheid/ Unsplash
Becik ketitik olo ketoro. Tidak ada gunanya semua itu ditutupi atau disembunyikan. Karena kebaikan itu kelihatan dan keburukan itu bakal terungkap.
Sekiranya kami diam dan seakan bersikap cuwek satu dengan yang lain itu, bukan berarti kami tidak mengetahui sepak terjangmu di luar sana. Melainkan karena kami sahabatmu, dan mengasihimu.
Adakah kau sadari dan pahami, ketika ada hal yang aneh dan ganjil dalam suatu keluarga? Tidak mungkin anggota yang lain itu tidak melihat dan merasakan perubahan perilakunya.
Begitu pula kami yang tidak mau membuka aib itu. Karena kami ingin menjaga dan melindungi nama baikmu agar tidak tercemar.
Pertanyaannya, kenapa kau tega melakukan hal itu? Padahal, lebih baik kau bersikap terbuka dan jujur, sekiranya kami bisa membantumu. Tidak seharusnya kau mengecewakan dan menyakiti kami.
Lalu, apa yang kau cari di luaran sana? Kau seperti melarikan diri, melampiaskan pada kenikmatan palsu. Apakah kau tidak kasihan dengan keluargamu?
Sebenarnya, ada apa denganmu?
Cobalah berpikir sejenak, dan berani membuka hati. Jauhi rasa saling salah menyalahkan, menuduh, dan menghakimi.
Ketika kita meninggalkan keluarga, yang jadi korban itu siapa lagi, jika bukan anak sendiri yang tidak tahu apa-apa.
Sekali lagi, tidak ada gunanya kita mencari mana yang salah atau benar. Lebih bijak, jika kita saling memaafkan dan mengampuni, lalu meninggalkan hal yang kelam itu untuk menyongsong hidup baru bersama keluarga.
Tidak ada kata terlambat untuk berubah, dan jadi baik.
Tidak ada kebahagiaan di luaran sana, karena kebahagiaan itu ada di dalam keluarga. Ketika anggota keluarga itu saling mengasihi satu dengan yang lain.
Sejatinya, kebahagiaan itu ada di hati kita sendiri, ketika kita rela berkorban demi orang yang kita sayangi dan kasihi.
Berserah Pasrah Itu Mudah Menjalaninya Sulit
