Seide.id – Perfilman Nasional kembali menggeliat setelah dua tahun diredam pandemi Covid-19. Produser dan sutradara serta artis berikut crew pendukungnya kembali sibuk berkarya dengan penuh semangat. Di antaranya adalah tim kreator dan produksi film Kartu Pos Wini.
Film Kartu Pos Wini mengisahkan antara pegawai pos dengan gadis cilik yang mengidap kanker darah (likeumia). Tapi dari angel yang berbeda.
“Kami gak ingin menggambarkan kanker dari sisi kesedihan dan banjir air mata. Melainkan dari sisi harapan dan keteguhan ” kata Aries Muda Irawan, produsernya. “Kita nggak jual air mata,” tambahnya.
Sedangkan sutradara Tarmizi Abka menyatakan mengangkat cerita dari sisi hubungan antar-manusia yang sederhana tapi bermakna.
Diangkat dari cerita yang dimuat di kanal digital KanyaID oleh penulis asal Yogyakarta, Ruwi Meyta, Kartu Pos Mini diadaptasi ke format audio visual oleh Sinemata Productions dan Radepa Studio.
Dikisahkan, Wini adalah gadis cilik penderita kanker darah. Lewat kartu pos yang rutin dikirimkan untuk Tuhan, ia bisa berkeluh kesah ingin sembuh dan membuat bundanya bahagia.
Surat surat yang dikirim Wini mempertemukan dengan Ruth yang bekerja di kantor pos.
Ruth merupakan sosok aneh di era Milenial karena dia bercita cita jadi staf kantor pos. Dan dia bahagia karena obsesinya menjadi nyata.
Bertemu Wini menjadi pengalaman tak terlupakan dalam hidup Ruth. Ruth menjalin cinta jarak jauh dengan Reza yang kemudian menjadi sponsor pengobatan Wini di Belanda.
Kris, teman main Ruth masa kecil, hadir dalam kehidupan Ruth. Sebelum bertemu Ruth, Wini mendapatkan rasa percaya dirinya dari Kris yang selalu memotretnya. Kris pula yang mengajak Wini mendatangi peer group sesama penderita kanker.
Bukan sebagai pengganggu, tapi kehadirannya membuat ragu Ruth akan pilihan cinta LDR-nya dengan Reza.
Ruth, Kris, Wini, Reza memiliki tautan cerita yang menjadikan film Kartu Pos Wini menarik tanpa perlu adegan penguras air mata. Relasi mereka berkelindan, unik, dinamis dan menumbuhkan empati.
Harapan akan kesembuhan, terus optimis dalam jalinan persahabat dengan orang orang yang memberikan dukung padanya, menjadi sisi lain yang bisa diungkap untuk menyajikan kisah di dunia nyata dari mereka yang bisa sembuh melewati masa masa sulit disergap penyakit maut itu.
Itulah yang ditawarkan oleh Sinemata Film yang sedang digarap oleh sutradara Tarmizi Abka.
Proses pembuatan film belum selesai Suting seluruhnya. Kepada media produser dan sutradara memperkenalkan trailernya. Masih ada 30 persen lagi yang akan diambil kata produser.
Kartu Pos Wini bukan semata mata film hiburan tapi juga edukasi. Saat memaparkan film juga mengajak serta Yayasan Kanker Indonesia dan menjelaskan seluk beluk penanganan kanker di Indonesia saat ini. Juga menghadirkan para penyintas kanker.
Dua kunci penanganan kanker yaitu mengetahui sejak dini dan berikhitar kedembuhan dengan ke dokter dan ke rumah sakit. Serta terus meyakini akan kesembuhannya kata dr. Anki Tririsma, dari Yayasan Kanker Indonesia.
“Kanker bisa menimpa siapa saja dari berbagai umur dan golongan, karena itu menjadi kepedulian kita semua, ” paparnya.
Sedianya Kartu Pos Wini akan dirilis di bioskop mulai 4 Februari 2022 bertepatan dengan Hari Kanker Sedunia. – Dms.