Seide.id – Kedatangan Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ke PT Perta Arun Gas di Desa Blang Lancang, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, pada Senin (7/12/2021) disambut hadangan massa yabg terdiri dari ibu-ibu.
Massa Ikatan Keluarga Besar Blang Lancang itu menghadang saat iring-iringan mobil Ahok tiba di depan Pintu II PT Perta Arun Gas.
Sempat terjadi adu mulut antara masyarakat dengan polisi yang mengamankan lokasi tersebut.
Syamsuddin koordinator aksi mengatakan pihaknya tidak berniat melakukan aksi anarkis.
“Jangan menghindar dari kami Pak Ahok, Bapak sudah mengunjungi tanah kami, maka sangat diharapkan Bapak mau temui kami,” katanya menjelaskan.
Apa yang ingin diadukan?
Syamsuddin menjelaskan mereka hanya ingin berjumpa dan menyampaikan langsung kepada Ahok tentang permintaan masyarakat.
“Kami masyarakat selaku pemilik tanah adat leluhur meminta Ahok mengaudit PT Pertamina atas anggaran dana sarana dan prasarana milik masyarakat yang tergusur pada 1974,” ujarnya.
Mereka berharap Komisaris Utama dan Direktur PT Pertamina itu menyelesaikan sengketa lahan di atas makam tanah leluhur masyarakat Blang Lancang.
“Kami juga meminta Presiden Jokowi mengevaluasi kembali dana otonomi khusus Aceh berdasarkan pengorbanan harta benda masyarakat Blang Lancang,” katany lagi.
Namun, jadwal Ahok sangat padat. Hal itu dijelaskan oleh Sekretaris PT PAG, Hatim Ilwan, dalam konferensi pers di Lhokseumawe.
Agenda kedatangan Komut tersebut hanya sekitar empat jam dan harus segera kembali ke Jakarta.
“Jadi, waktunya terlalu padat. Bukan tidak mau menemui warga,” kata Hatim.
Sementara, menurut Hatim, kewenangan atas aset eks PT Arun NGL kini berada di Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) RI.
“Bahkan PT PAG juga menyewa dari LMAN. Jadi, tuntutan warga tidak tepat ke PT PAG,” ucao Hatim. (ricke senduk)