Foto : walkerssk/Pixabay
“Jika kita ingat pada kesempurnaan lukisan langit – langit Sistine Chapel (kapel Sistine di Vatikan), dan pada kemegahan patung
Liberti, di New York, USA, kita pun akan teringat pada “keagungan komitmen” sang Michelangelo dan sang Bartholdi.”
Pada suatu kesempatan, sejumlah teman Michelangelo mengajaknya untuk bersantap siang bersama.
Namun, sang maestro berkata, “Sekarang, saya memerlukan waktu untuk menuntaskan detail-detail lukisanku.”
Dan teman-temannya berkata, “Siapa, yang nanti akan melihat detail lukisanmu di atas langit – langit setinggi kapel?”
“Ya, biarlah aku sendiri yang akan melihatnya.”
Demikian pun tatkala helikopter berputar-putar di atas langit New York demi menyaksikan kemegahan patung Liberti, siapa yang akan peduli pada kesempurnaan ciptaan sang pematung, demikian pendapat banyak orang.
Saudara, hal / prinsip “asal jadi atau asal jalan,” tidak berlaku bagi setiap pribadi yang “berkomitmen agung” atas tugas serta karya pelayanan mereka. Demikian pun bagi sang maestro Michelangelo dan Bartholdi.
Betapa penting serta agungnya, sikap setiap orang yang berkomitmen tinggi.
Mereka melakukan sebuah misi pelayanan dalam bidang apa pun, pertama – tama, bukan karena disuruh atau karena akan diperiksa, namun, lebih atas dasar kekokohan sebuah komitmen.
Itulah kekokohan sebuah pribadi agung. Itulah keluhuran dari sebuah karakter agung.
Mereka senantiasa memiliki sebuah target serta tekad besar sesuai ketulusan nurani mereka, dan bukan atas dasar kepentingan tertentu.
Saudara, di mana, kini, kita akan menemukan pribadi seagung ini, di atas bumi maya ini.
Semoga, di tengah-tengah kita kini pun, hadir pribadi-pribadi berkomitmen seagung ini.
Dan kita pun percaya, bahwa generasi muda kita, kelak akan melalukan pelayanan prima seagung sang Michelangelo dan sang Bartholdi.
Kediri, 19 November 2022
