IDE PENDIRIAN Kebun Raya bermula dari bioloog Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G. Ph. van der Capellen, meminta sebidang tanah yang akan ditanami tumbuhan bermanfaat, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun lainnya. Sejalan dengan itu, pemerintah Hindia Belanda baru mengangkat Prof. Caspar George Karl Reinwardt, ahli botani dan kimia asal Jerman yang pindah ke Belanda, menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya.
CGK Reinwardt ‘lah yang kemudian memimpin pembangunan ‘s Lands Plantentuin te Buitenzorg, kebun botani di kota Bogor yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti “tidak perlu khawatir”). Reindwardt memimpin penelitian berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan, memutuskan mengumpulkan semua tanaman ini di Samida, kebun botani purba warisan Surawisesa.
Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal G.A.G. Ph van der Capellen mengayunkan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai tanda pembangunan ’s Lands Plantentuin te Buitenzorg, yang pelaksanaannya dipimpin Reinwardt, dibantu James Hooper dan W. Kent dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris.
Reinwardt yang juga perintis pembuatan herbarium sekaligus pendiri Herbarium Bogoriense. Lantas dikenal sebagai pendiri KRB, yang tumbuh di areal bekas Samida, hutan konservasi karya Surawisesa di abad ke-15, jauh sebelum masyarakat dunia berteriak-teriak pentingnya menjaga lingkungan hidup dan melestarikan keanekaragaman tanaman di dunia. ***
05/10/2021 PK 13:25 WIB