Kegagalan Sunat yang Berakhir Tragis

Bruce alias Brenda alias David, korban memilukan percobaan teori gender.

Oleh SABASTIAN SAPTA ADIGUNA *

On ne naît pas femme : on le devient (We are not born a woman: we become it)

Itu kata-kata Simone de Beauvoir, yang sering dikutip oleh gerakan Féminisme, dan juga berbagai pihak untuk mencari pembenaran.

Termasuk para pendukung ide Teori Gender yang dikembangkan oleh psikolog/sexolog John Money.

Menurut John Money, manusia dilahirkan tidak sebagai laki-laki atau wanita. Tapi… manusia dilahirkan menjadi perempuan atau laki laki.

Menurut John Money, ibaratnya air dimasukkan ke dalam botol Cocacola… maka air tersebut akan berbentuk Cocacola. Bila dimasukkan ke dalam botol Fanta… air tersebut akan berbentuk Fanta.

Profesor John Money adalah icon lobby gay dan transexual di Amerika. Idenya sangat mempengaruhi gerakan liberalisasi seks di tahun 60-70-an.

Mempengaruhi institusi politik dalam menciptakan hukum mengenai perkawinan, persamaan hak untuk semua orang.

Bruce Reimer dan Bryan Reimer adalah anak kembar yang dilahirkan pada 1965 di Winnipeg, Canada.

Pada usia 6 bulan, Bruce mengalami infeksi uriner, dan terpaksa disunat dengan cara electrical cautery.

Tapi gagal! Malangnya, penis Bruce terbakar.

Pasangan Reimer yang panik dan putus asa, berkonsultasi kepada psikolog John Money.

Bagai dapat durian runtuh, John Money ingin menerapkan Teori Gender-nya.

Ia berhasil meyakinkan kepada pasangan Reimer, agar Bruce dididik menjadi anak perempuan.

Penis Bruce yang terbakar dibuang. Selama 14 bulan Bruce disuntik dengan horman wanita.

Bruce dikenakan pakaian layaknya anak perempuan.

Rambutnya dipelihara panjang.

Bruce diberi mainan boneka, seperti kebanyakan anak perempuan.

John Money wanti-wanti… jangan sekali kali memberitahukan Bruce asal usulnya, bahwa ia sebenarnya adalah anak laki-laki.

Saudara kembarnya, Bryan, tentu saja juga tidak diberitahu.

Dan nama Bruce diganti menjadi Brenda.

Dari luar, penyulapan John Money atas Bruce tampaknya sempurna.

John Money mengikuti dari dekat semua perkembangan Bruce. Dan ia mencatat semuanya.

Sampai usia 6 tahun, kedua saudara kembar ini hidup normal dalam peranannya masing-masing.

Brian menjadi anak laki laki yang harmonis. Brenda menjadi anak perempuan yang manis.

John Money bertepuk dada: benar adanya, bahwa pendidikan dan peranan masyarakat (lingkungan) yang menentukan kelamin seorang anak.

Profesor Money bangga bisa membuktikan, bahwa jenis kelamin biologis akan hilang dengan sendirinya bila di dalam benak sang anak ditanamkan jenis kelamin lain.

Dokter Money menerbitkan buku eksperimentasinya dengan judul John-Joan ( ia tidak menyebut nama asli Brenda).

Ia menceritakan Brenda beradaptasi dengan baik dengan kelaminnya yang baru.

4 tahun kemudian, ia menerbitkan bukunya yang kedua, Man – Woman, Boy – Girl.

Dengan bangga, ia kembali menceritakan keberhasilannya. Dokter Money diterima di lingkungan ilmuwan, bahwa Teori Gender benar adanya.

Ketika itu, “reorientasi” seksual bayi adalah hal yang lumrah bagi bayi yang dilahirkan dengan kelamin Hermaphrodite, atau Atrophied (tidak berkembang dengan sempurna).

Di dalam bukunya, Dokter Money menekankan: pendidikan yang menjadikan manusia sebagai laki-laki atau perempuan.

Itulah Theori Gender

Tapi kenyataannya, cerita Dokter Money “jauh panggang dari api”.

Dokter Money menutup mata: bahwa identitas seorang laki-laki atau perempuan ternyata tidak bisa di “re-programming” !

Semakin usianya bertambah, Brenda mulai berubah.

Brenda merobek-robek roknya. Ia melempar boneka mainannya. Ia berkelahi dengan Brian ubtuk merebut mainannya.

Di sekolah, Brenda menjadi korban olok-olokan teman-temannya.

Rok yang bagus, rambutnya yang dikepang, hormon feminin yang disuntikkan kepadanya… tidak berhasil membuat Brenda merasa sebagai perempuan.

Pada usia 14 tahun, Brenda
perlahan-lahan menyadari suaranya berubah.

Ia muak dengan kehidupannya sebagai anak perempuan.

Ia malah terang-terangan bilang tertarik dengan cewek di kelasnya. ia ingin punya pacar wanita, dan menikah dengan wanita.

Brenda disuntik hormon oestrogene untuk mengembangkan payudaranya.

Di usia remaja, Brenda menolak vaginoplastie (pencangkokan vagina) yang dipaksakan oleh Profesor Money.

Brenda mulai mogok menelan obat-obatan, dan hormon testostérone dari John Money.

Setiap kali diajak berkunjung ke Profesor Money, Brenda uring-uringan.

Brenda mengalami depresi dan mengancam akan bunuh diri jika dipaksa terus berkonsultasi dengan Profesor John Money.

Pada tahun 1980, pasangan Reimer tidak tahan lagi. Mereka tidak tahu harus berbuat apa lagi terhadap Brenda yang membangkang.

Akhirnya, pasangan Reimer tidak punya pilihan, selain membongkar semua kenyataan mengenai masa kecil Bruce.

Brenda, yang merasa dikhianati, memutuskan untuk kembali menjadi laki-laki. Ia membuang payudaranya, melakukan operasi pencangkokan kelamin, dan mengubah namanya menjadi David.

Mengetahui kenyataan Brenda, saudara kembarnya, Bryan mengalami gangguan jiwa, dan menderita schizophrénie.

Bryan meninggal pada 2002, korban keracunan alkohol dan antidépresi.

Dr Milton Diamond, penentang keras Teori Gender mulai mengumpulkan berbagai kesaksian untuk membuktikan kebohongan Dokter Money.

Dokter Diamond bertemu dengan David alias Brenda dan menerbitkan cerita versi David Reimer di majalah ilmuwan.

Media pun mulai ramai membicarakan kasus David Reimer.

BBC melakukan investigasi ulang. Wartawan John Colapinto, menerbitkan hasil penyelidikannya di Rolling Stone, kemudian menerbitkan buku, As Nature Made Him yang ditulisnya bersama David Reimer.

Dokter Money menyangkal tuduhan ini, dan balik menuduh penentangnya sebagai puritains réactionnaires karena dia adalah membela kebebasan seksual.

Ia menyerang kelompok Ekstrem Kanan, dan Feminisme. Ia mengejek peranan wanita tidak hanya sebatas di ranjang dan di dapur.

Tapi Sejak itu, Money tidak pernah lagi menyebut nyebut Kedua buku kebanggaannya itu.

Pada usia 24 tahun, David alias Brenda menikah, dan mengadopsi anak dari isterinya.

Tapi pada 2004, David Reimer alias Brenda alias Bruce, akhirnya bunuh diri. ***

*Penulis adalah jurnalis senior, kontributir Seide.id di Paris, Prancis.

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.