Seide.id- Seperti dijelaskan sebelumnya, tidak semua bayi prematur berisiko mengalami ROP. Bayi prematur bisa saja tidak berisiko mengalami ROP bila pembuluh darah pada retinnya terus berkembang menuju kesempurnaan laksana saat ia masih berada dalam rahim. Sebaliknya, ROP akan terjadi bila pada bagian tepi pembuluh darah retina yang normal, terbentuk pembuluh darah abnormal dan jaringan parut.
Bersifat Progresif
Biasanya, kejadian ROP muncul pada kisaran usia kehamilan 35-45 minggu. Artinya, bila janin dilahirkan prematur pada usia kehamilan 30 minggu, maka kalau terdapat ROP akan ditemukan saat si bayi prematur berumur 5-15 minggu.
Yang menggembirakan, sampai si bayi berusia 15 minggu, pada mayoritas bayi dengan ROP, ditemukan terjadinya perkembangan pembuluh darah ke arah normal. Artinya, ROP yang dialami bayi akan menghilang dengan sendirinya atau tidak mengalami regresi alias berkembang ke arah perburukan. Tentu saja kabar gembira ini jangan sampai membuat semua pihak terlena. Pasalnya, ROP tetap harus diwaspadai karena sangat mungkin berkembang ke arah perburukan yang berakhir dengan kebutaan.
Yang jelas ROP umumnya terjadi pada kedua belah mata. Meskipun ROP pada masing-masing mata tidak selalu berkembang di stadium yang sama. Bisa saja ROP pada mata yang satu lebih buruk dibandingkan dengan mata sebelahnya. Yang juga perlu diwaspadai, ROP merupakan penyakit yang bersifat progresif. Kendati awalnya berkembang secara perlahan, bukan tidak mungkin dalam perjalanan selanjutnya berubah sangat cepat dari stadium 1 sampai stadium 5.
Penanganan Intensif
Itulah mengapa bayi-bayi prematur dengan kejadian ROP perlu mendapat penanganan intensif secepat mungkin dari tim ahli. Termasuk dokter spesialis mata yang mendalami retina. Kendati bukan mustahil ROP berhenti berkembang pada stadium 1, stadium 2 atau stadium 3 yang ringan, kemudian menghilang dengan sendirinya tanpa pengobatan atau penanganan apa pun.
Adapun klasifikasi parah-tidaknya ROP bisa dilihat berdasarkan stadium yang ditetapkan oleh International Standar Classification of Retinopathy of Prematurity pada tahun 1980. Penentuan stadium ini berdasarkan letak ROP terhadap nervus optikus, terjadinya macula (=bintik/penebalan), perluasan dan tingkat perburukan ROP.
Diagnosis & Penanganan
Untuk menemukan kejadian ROP, saat bayi berumur 4-6 minggu, dokter mata subspesialis retina akan memeriksa mata si kecil dengan menggunakan Indirect Ophthalmoscope atau lazim disebut RECTAM II. Sebelum menjalani pemeriksaan, mata bayi akan diberi obat tetes yang berfungsi melebarkan pupil mata supaya dokter bisa melihat retina dan pembuluh darah mata secara luas.
Yang jadi pertanyaan, kalau pemeriksaan ini bersifat urgen, mengapa baru dilakukan saat bayi berusia 4-6 minggu, bukan begitu bayi baru lahir? Tak lain karena begitu dilahirkan umumnya bayi-bayi prematur harus dimasukkan ke dalam inkubator di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit).
Langkah ini berguna untuk mempertahankan kemampuan hidupnya sambil mengejar ketertinggalan berat lahirnya yang jauh di bawah berat bayi lahir normal. Dengan kata lain, yang diprioritaskan dalam minggu-minggu pertama adalah kemampuan hidup si bayi prematur, dan bukan kualitas hidupnya.
Pemeriksaan menggunakan RECTAM II ini akan dilakukan dengan bius topikal dan di bawah pengawasan dokter anestesi serta dokter subspesialis anak yang menjadi penanggung jawab NICU. Yang pasti, kondisi bayi prematur akan terus dipantau.
Puspayanti