Kelelahan Dan Mati Mendadak

Seide.id – Beberapa teman bertanya apa mungkin kelelahan berujung mati mendadak? Saya coba menjelaskan sebatas pengetahuan yang saya serap selama ini.

Mati mendadak disebabkan tiga besar. Mati tua, karena sudah umur; sebab jantung, dan sebab otak. Sebab umur tua tidak bisa dihindari. Apakah sebab jantung dan otak masih mungkin dicegah?

Tidak semua sebab jantung berujung kematian. Tidak juga setiap serangan jantung koroner berakhir kematian. Demikian pula tidak semua sebab di otak mematikan. Lalu sebab jantung dan otak mana yang mematikan?

Sebab jantung yang mematikan atau sudden death itu disebut sudden cardiac arrest yang mematikan. Mendadak kerja jantung berhenti seketika tak menunggu kemungkinan tertolong. Tiga penyebab tersering sebab dari jantung ini, yakni penebalan otot jantung atau hypertrophic cardiomyopathy. Ini genetik. Otot jantung berubah menjadi jaringan lain yang menebal, sehingga daya pemompaan jantung menjadi terganggu, dan sewaktu-waktu henti jantung.

Oleh karena bersifat genetik atau turunan, sering tidak disadari. Menyiasatinya, cari tahu apakah ada riwayat dalam keluarga yang mati muda sebab jantung. Bila ada, lakukan pengecekan jantung sederhana dengan ECG dan ultrasonografi jantung biasanya akan terdeteksi adanya kelainan ini.

Dengan mengetahui kita memiliki kelainan ini, dokter dapat melakukan segala sesuatu agar memungkinkan hidup berdampingan secara damai dengan kelainan jantung ini, dan kematian mendadak tidak perlu terjadi.

Yang sama bila disebabkan oleh kelainan Brugada syndrome, aliran listrik jantung secara turunan mengalami kelainan. Sering disebut Long QT syndrome. Kelainan ini dengan pemeriksaan ECG dan treadmill bisa terdeteksi, dan dokter memberi anjuran bergaya hidup heart healthy lifestyle, pengidap kelainan ini bisa hidup damai dengan kelainannya, dan terhindar dari risiko mati mendadak. Waspada bila ada riwayat mati muda sebab jantung dalam garis keluarga, perhatikan bila sering mimpi buruk, ini salah satu tanda tidak spesifik Brugada synderome. Kematian sering terjadi sewaktu tidur.

Mati mendadak juga sering sebab pecah atau jebolnya pembuluh nadi besar aorta atau Aortic dissection, secara genetik aorta bersifat regas mudah pecah. Sayangnya ini pun tidak disadari sebelum telanjur terjadi peristiwa pecahnya. Paling hanya keluhan nyeri dada yang sering. Maka jangan diabaikan. Ingat dalam setiap kali seminar saya selalu mengungkapkan salah satu sikap arif kita terhadap tubuh kita sendiri: “Dengarkan suara tubuh”.

Bila dada terasa nyeri, misalkan, mungkin jantung kita sedang menjerit, maka dengarkanlah, dan tidak mengabaikannya. Bila kemudian dilakukan pemeriksaan jantung dan pembuluh darah jantung termasuk memeriksa aorta, kemungkinan sudah bisa kedapatan bila benar ada kelainan di situ. Itu manfaat mendengarkan suara tubuh.

Mati mendadak bisa juga sebab kelainan otak. Paling sering bila ada penipisan pada salah satu dinding pembuluh darah otak atau brain aneurysm. Pada dinding pembuluh yang menipis ini apabila terjadi tekanan darah meninggi, akan menggelembung tak ubahnya balon, hingga dinding menjadi lebih menipis, lalu pecah. Kejadian pecahnya dinding pembuluh darah yang menipis ini yang disebut aneurysm, yang berujung kematian mendadak. Stroke perdarahan pada usia belia, sering ini penyebabnya.

Penyebab kematian mendadak lainnya bila terjadi sumbatan pada pembuluh paru yang disebut pulmonary embolism. Ini terjadi apabila di pembuluh darah tubuh sudah banyak terbentuk bekuan darah, khususnya di pembuluh darah balik. Keluhan tungkai dan kaki sering membengkak kalau banyak berdiri, atau duduk lama, perlu memikirkan kemungkinan ada gangguan di pembuluh darah balik.

Kejadian mati mendadak sering muncul bila duduk untuk waktu lama, seperti dalam penerbangan jauh. Kita mengenal deep vein thromboses (DVT) atau dijuluki “Second class syndrome” saking duduk tidak bergerak di kursi sempit kelas dua.

Dianjurkan selama penerbangan secara berkala sering bangkit berdiri mengendurkan otot tungkai dan melancarkan aliran darah, sehinga tidak memberi kesempatan darah melamban dan bekuan dalam pembuluh darah balik sampai terbentuk. Bekuan darah atau embolus ini yang bila terlepas dan hanyut yang akan memasuki pembuluh darah paru, lalu terjadi mati mendadak. Kejadian mati mendadak setelah turun pesawat, hampir pasti DVT penyebabnya.

Kelelahan sendiri bukan penyebab, melainkan pemicu, atau pencetus. Apapun yang menambah beban fisik termasuk kelelahan akibat memakai tubuh secara berlebihan, akan menjadikannya tumbang juga. Termasuk bila jenis pekerjaan yang melelahkan itu ditunggangi oleh faktor stressor juga. Jenis pekerjaan yang menegangkan, yang perlu bergegas, banyak begadang, menambah banjir adrenalin dalam darah, dan itu yang memacu kerja jantung. Bila fungsi jantung sudah ada kelainan, maka lebih rentan untuk menjadi terganggu, dan lalu menghentikan kerjanya.

Barang tentu ada puluhan penyebab kematian mendadak yang berasal dari kelainan jantung lainnya, termasuk bisa juga sebab serangan jantung, stroke perdarahan. Bedanya, tentu ada waktu, ada proses menuju ke kematiannya, tidak langsung mati seperti pada kasus sudden death. Kasus masih ada waktu ini bisa diatasi bila lekas diberi pertolongan dalam golden hour. Makin cepat ditolong, makin besar peluang menyelamatkan nyawa.

Hikmah yang bisa kita petik, hiduplah tertib dan teratur, sejak usia muda. Mentor Singapura Lee Kuan Yeuw pernah berpidato di hadapan rakyat Singapura menyampaikan pesan: “Jangan tiru masa muda saya!”.

Waktu muda Lee gemuk, minum alkohol, dan merokok, selain terlalu lelah bekerja. Pada umur kepala delapan tubuhnya sudah lebih reot dibanding seusianya. Bukti bila kita keliru berinvestasi hidup sehat, antara lain dengan menggenjot kerja fisik berlebihan sejak muda, maka sebelum terlalu tua, tubuh sudah banyak bermasalah, kalau bukan langsung sudden death.

Dalam buku saya “Sehat Itu Murah” saya menulis begini: Di separuh kehidupan kita mengorbankan kesehatan kita untuk uang, di separuh kehidupan lain, uang yang kita kumpulkan kita pakai untuk menebus kembali kesehatan kita yang telanjur rusak. Belum tentu kerusakan tubuh yang kita derita bisa menebus kesehatan.

Hanya bila kita bagus berinvestasi hidup sehat, maka uang, harta, dan kuasa yang kita punya masih memiliki arti. Banyak konglomerat menyesali hari mudanya, karena uang harta dan semua yang dengan berpeluh-peluh dikumpulkannya menjadi sia-sia belaka, setelah itu semua membuat hidupnya tumbang sebelum hari tua.

Salam sehat,
Dr HANDRAWAN NADESUL

Harga Lutut Anda Rp 200 Juta. Pelihara dan Jagalah..!