PRANCIS pada hari Senin mengeluarkan “kecaman paling keras” atas “penindasan kekerasan” oleh pasukan keamanan Iran. Jerman memanggil Duta Besar Iran di Berlin untuk meminta keterangan, dan Kanada mengumumkan sanksi baru. Sehari sebelumnya, Uni Eropa menyatakan menyesalkan tindakan keras itu. Iran menerangkan sudah memanggil pulang duta besarnya dari Inggris dan Norwegia.
“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk secara tegas dan bersatu mengambil langkah-langkah praktis untuk menghentikan pembunuhan dan penyiksaan para pengunjuk rasa,” kata direktur IHR Mahmood Amiry-Moghaddam. Rekaman video dan sertifikat kematian yang diperoleh IHR menunjukkan bahwa “amunisi tajam telah ditembakkan langsung ke pengunjuk rasa,” tuduhnya.
Polisi anti huru hara dengan pakaian pelindung tubuh berwarna hitam terlihat memukuli pengunjuk rasa dengan pentungan dalam pertempuran jalanan. Para pemrotes terlihat merobohkan gambar besar pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan pendahulunya Ayatollah Ruhollah Khomeini. Komite Perlindungan Jurnalis CPJ mengatakan, setidaknya 20 jurnalis telah ditangkap.
Pimpinan tertinggi kehakiman Iran, Gholamhossein Mohseni Ejei, menekankan “perlunya tindakan tegas tanpa keringanan hukuman” terhadap para penghasut protes. Namun seorang ulama Syiah yang berpengaruh mendesak pihak berwenang untuk mengambil kebijakan yang lebih lunak.
“Para pemimpin harus mendengarkan tuntutan rakyat, menyelesaikan masalah mereka dan menunjukkan kepekaan terhadap hak-hak mereka,” kata Grand Ayatollah Hossein Nouri Hamedani.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell hari Minggu (25/9) mengecam Iran karena “penggunaan kekerasan yang meluas dan tidak proporsional terhadap pengunjuk rasa “. Amerika Serikat pekan lalu telah memberlakukan sanksi terhadap polisi moral Iran.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan hari Senin, negaranya akan memberlakukan sanksi “pada lusinan individu dan entitas”. – dms