Seide.id – Ketika kekerasan pada anak kian marak, yang terlontar dari benak saya adalah, ke mana cinta dalam keluarga itu pergi?
Miris? Tidak cukup untuk sekadar prihatin dan miris, tapi ironis. Karena kekerasan pada anak itu makin marak dari tahun ke tahun.
“Kekerasan pada anak itu harus dihentikan, tapi dengan cara apa dan bagaimana?”
Tidak harus saling menyalahkan, menuduh, apalagi lepas tangan. Semua itu adalah tanggung jawab kita bersama.
Jika boleh jujur, kekerasan pada anak itu terjadi, karena kita sebagai orangtua, telah kehilangan cinta dalam keluarga!
Maaf, tidak harus menyanggah, adu argumentasi, atau menyalahan yang lain. Lebih baik, hal itu sebagai bahan refleksi keluarga.
Kita tentu ingat dengan janji suci pernikahan. Apakah janji itu kita hidupi dalam keseharian demi kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga?
Jika tidak, kekerasan pada anak itu tidak aneh, bahkan (maaf) hal yang wajar dan mudah terhadi. Ketika kita sebagai orangtua lebih mengedepankan keegoisan. Kita tidak peduli dan tidak mau tahu terhadap anggota keluarga yang lain.
Jika ya, kita menghidupi janji suci itu demi kesejahteraan, tapi keluarga jauh dari bahagia, berarti ada yang keliru dalam penerapannya.
Bisa jadi kita memenuhi kebutuhan keluarga secara berlimpah, tapi minus cinta dan perhatian terhadap keluarga.
Jangan berpikir dan beranggapan, bahwa kita sibuk dan bekerja keras itu demi memenuhi kebutuhan keluarga. Lalu tangggung jawab itu sepenuhnya diserahkan pada istri, ART, guru/dosen, dan seterusnya.
Sesungguhnya, keluarga sejahtera dan bahagia, jika hidup keluarga itu didasari cinta kasih.
Orangtua itu bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pertumbuh-kembangan anak, didasari kasih sayang, perhatian, dan cinta.
Sebagai orangtua, kita semestinya selalu ada dan hadir untuk anak-anak dengan menyediakan waktu. Baik untuk berkomunikasi, nonton bareng, syering, maupun merajut kedekatan dengan seluruh anggota keluarga.
Dengan membangun komunikasi yang baik itu diharapkan kita makin peduli dan hubungan antar anggota keluarga makin akrab dan dekat.
Dengan semangat peduli itu, kita saling mengingatkan, menguatkan, mendukung, dan saling menjaga. Sehingga anggota keluarga jadi aman terlindungi, sejahtera, dan bahagia.
“Teruslah saling mengasihi, karena
orang yang mengasihi saudaranya, berartibia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.”
…
Mas Redjo / Red-Joss