Menyongsong Kematian Dengan Bahagia

Foto : Gerd Altmann/Pixabay

Pernah membayangkan kematian? Jika belum, coba bayangkan hal itu. Karena kematian itu bisa datang setiap saat, di mana saja, dan tidak seorang pun tahu waktunya.

Tidak perlu takut. Apalagi merasa ngeri atau serem. Lambat atau cepat, kita pasti kembali pada Allah Sang Pencipta.

Apakah kita sungguh siap?

Jika belum siap, alasannya apa, ya, sudah seharusnya kita siapkan sebaik-baiknya. Selagi ada waktu, dan jangan ditunda lagi, mumpung hal itu belum terlambat.

Jika kita sungguh siap, itu bagus. Tapi sebagus apa persiapan kita? Apakah kita sungguh ainul yakin, seyakin-yakinnya?

Jangan pernah main perasaan. Perasaan itu sering kali menipu.

Jangan menilai kita ini baik, jika penilaian itu dari kacamata sendiri.

Banyak orang juga menilai kita baik, berbudi luhur, dan murah hati. Apa iya? Kita sungguh orang baik dan ikhlas, atau ada maksud lain?

Ah, sudahlah! Tidak perlu berdebat kusir yang tidak ada gunanya. Penilaian dan kriteria kita, sesama manusia dengan penilaian yang digunakan Allah itu berbeda. Allah melihat hati.

Sekali lagi, jangan pernah main perasaan, karena perasaan itu sering kali membohongi.

Saatnya, dan lebih baik lagi, jika kita menyiapkan diri, pikiran, dan hati ini dengan ikhlas untuk kembali pada Allah Sang Pencipta.

Kita memohon dan meminta pada Allah ingin mengentaskan anak-anak, meninggalkan warisan untuk tujuh turunan, tidak sakit-sakitan, dan jika boleh meninggal tanpa merepotkan orang lain. Kita meninggal di usia tua, ditunggui anggota keluarga, dan bahagia.

Memohon, meminta, dan berharap doa kita dikabulkan Allah, itu tidak dilarang, tidak salah, dan hal itu juga sah. Tapi, apakah doa kita bersumber dari hati yang sungguh beriman?

Sesungguhnya, iman itu harus diungkapkan untuk menjauhi pikiran jahat dan agar kita tidak mengikuti kehendak daging.

Hidup ini teramat indah, ketika dalam hidup keseharian, kita sukses menyelaraskan pikiran, ucapan, dan perbuatan.

Seia sekata, itu kunci hidup bermakna dan bahagia untuk kita kembali pada Allah Sang Pencipta.

Jalan Kematian

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang