Kenalkan Sejak Dini, Berbagi Itu Menyenangkan

Seide.id – Bersedia berbagi dengan orang lain, penting ada dalam diri seseorang. Namun, itu harus ditanamkan dan ditumbuhkan sejak dini, sedari seseorang berusia di bawah lima tahun (anak batita).

Bukan hal gampang meminta anak batita berbagi. Namun, jangan buru-buru memberi label “pelit” padanya. Baginya, semua yang ada merupakan miliknya.

Oleh karena itu, orangtua tetap harus mengarahkan anak belajar berbagi. Ini beberapa strateginya:

Kenalkan konsep kepemilikan
Perkenalkan kepada anak bahwa ada benda miliknya dan ada pula milik orang lain.

Contohnya, “Ini kunci mobil Ayah, itu tas Mama, itu baju Kakak, ini mainan Adik.”

Sesekali mintalah bantuannya untuk mengambilkan benda-benda yang kita maksud. Seperti, “Dik, boleh tolong ambilkan buku Ayah di atas meja?”

Secara perlahan, sampaikan juga tatakrama saat meminjam atau menggunakan barang orang lain, dengan meminta izin terlebih dulu.

Lakukan secara konsisten. Bila ia melanggar atau “lupa”, segera ingatkan. Tegurlah dengan lembut dan beri penjelasan semestinya.

Beri contoh
Sesering mungkin cobalah berbagi dengan si kecil–makanan atau apa saja.

Saat Anda tengah menikmati sebatang cokelat, misalnya, sodorkan sambil berucap, “Adik mau coba cokelat yang Mama makan?”

Atau, ketika Ayah sedang membaca buku tentang aneka satwa, tawarkan apakah anaknya mau ikut melihat-lihatnya juga.

Lakukan sambil bermain
Anda sekeluarga sedang main bersama, contohnya. Ayah main bola dan si kecil main mobil-mobilan. Jika ia ngotot meminta bola yang dimainkan ayahnya, katakan, “Adik boleh pinjam bola Ayah, tapi Ayah juga mau main mobil-mobilan Adik.”

Melalui cara seperti ini diharapkan dalam diri anak tumbuh keinginan untuk berbagi.   

Berbagi bukan berarti kehilangan
Jelaskan pengertian ini dari hal yang sederhana. Contohnya, beri ia sebungkus besar camilan sehat. Siapkan beberapa mangkuk plastik aneka warna. Tuang camilan sehat secukupnya ke dalam setiap mangkuk.

Lalu mintalah ia untuk membagikan mangkuk-mangkuk tadi kepada teman-teman yang sedang main bersamanya.

Cara sederhana ini menanamkan pemahaman padanya bahwa berbagi bukan berarti kehilangan semua miliknya. Anak yang tak pernah diajarkan berbagi, bisa jadi kelak berkembang menjadi anak yang kikir.

Jangan memaksa
Memaksa anak untuk berbagi akan menorehkan kesan buruk dalam hatinya.

Anak merasa orangtua tak menghargai kebutuhannya. Padahal, di tahap perkembangan ini, anak batita menginginkan dirinya dianggap penting sekaligus menjadi pusat perhatian.

Memaksanya berbagi hanya akan menumbuhkan rasa tak aman. Ia merasa benda miliknya telah direbut dan ini akan membuatnya semakin sulit untuk bersedia berbagi.

Hargai perasaannya
Daripada menegur saat ia tak mau berbagi, akan jauh lebih baik jika kita berempati.

Contohnya, “Adik enggak pintar ah kalau enggak mau bagi kue ke temannya!” Lebih baik katakan, “Kamu sayang banget ya sama kuemu itu? Tapi, kuemu kan ada beberapa, Sayang. Sepertinya cukup deh kalau kita makan sama-sama teman.”

Sikap empati seperti ini akan sangat membantu anak mengikis keengganannya berbagi.

Kenalkan konsep meminjam dan  meminjamkan
Jelaskan jika seseorang meminjamkan benda miliknya, ia akan mendapatkan kembali benda tersebut. Demikian pula ketika meminjam, ia wajib mengembalikannya.

Contohnya, pinjamlah bonekanya selama beberapa menit, kemudian kembalikan. Biarkan pula ia meminjam sisir Anda dan mintalah ia untuk mengembalikannya. Tunjukkan bahwa meminjam dan meminjamkan itu sifatnya hanya sementara waktu.

Beri pujian
Ketika anak menunjukkan kesediaannya untuk berbagi, jangan lupa untuk memberinya pujian. Tunjukkan bahwa berbagi merupakan aktivitas yang menyenangkan. (Puspa, kontributor AS)