Kepuasan Yang Tidak Saya Dustakan

Seide.id – Dalam hidup saya sebagai dokter selalu ada saja kepuasan yang saya rasakan, di luar materi. Yaitu kepuasan batin menyembuhkan pasien.

Senang dan puas setiap kali mendengar pengakuan pasien yang saya terapi sudah sembuh. Terlebih kalau pasien juga sungguh merasa puas. Terutama pasien yang beranggapan penyakitnya sukar sembuh. Atau sudah berobat ke mana-mana belum sembuh, misalnya.

Ada pasien pasangan suami-istri dari Surabaya waktu saya masih praktik tahun 90-an, yang rutin datang ke Jakarta, ke rumah saya untuk berobat, hanya karena suka membaca tulisan saya dan saya mengasuh rubrik kesehatan. Biaya hotel dan ongkos pesawat jauh lebih besar dari honorarium yang dia berikan, belum oleh-oleh yang dia bawa.

Mereka merasa sembuh dan menjadi lebih sehat berobat kepada saya. Saya pernah bilang, berobat ke Dosen Guru saya, karena obat yang saya resepkan juga dari guru saya itu, tapi dia tetap memilih berobat ke saya. Pernah mencoba berobat ke Guru saya dan menerima resep yang sama namun dia mengaku kurang sreg sembuhnya, dan kembali berobat ke saya, walau sudah sembuh, tapi kepingin lebih sehat. Dari sini saya belajar, betapa ada pasien yang fanatik memilih alamat berobatnya, selain ada faktor trust.

Ada banyak cerita tentang berobat dan sangat puas sudah saya sembuhkan, dari sekian banyak pasien, kasus-kasus yang khusus. Dari Semarang teman FB, masih ada di FB namanya sekarang, mengaku sudah berobat ke mana-mana keluhan penyakitnya masih terasa, bahkan sudah ke internis. Tapi sembuh setelah saya minta memeriksakan laboratorium darah dan pemeriksaan kelenjar gondoknya, lalu sembuh, padahal saya bukan ahli penyakit dalam. Bukan karena saya hebat, tapi saya banyak menerima keluhan selama mengasuh rubrik konsultasi sejak saya masih belum lulus dokter. Itu bedanya, dengan sejawat lain, saya banyak mendengar dan menerima keluhan beragam dari surat-surat konsultasi sewilayah Nusantara.

Komunitas Sehat itu Murah KOMSIM setelah saya menulis buku dan seminar dengan topik itu, dan sejumlah peserta seminar saya dulu, beberapa yang minta konsultasi dan mengaku sudah sembuh, dan itu semua yang memberikan kepuasan batin kepada saya. Termasuk yang sekarang ini meminta konsultasi setiap subuh saya menjawabnya, selama 15 tahun berkonsultasi cuma-cuma di FB, email, WAG, dan saya resepkan, lalu sembuh.

Saya semakin merasakan betapa berartinya hidup saya. Masih berarti dan memberi manfaat bagi orang lain, karena kesehatan sejatinya tidak bisa dibeli. Juga kepuasan batin, Dan saya tahu yang saya layani secara cuma-cuma itu bukan berarti tidak mampu memberi saya honorarium, melainkan karena saya memang tidak mau diberi.

Saya iklhas, berkomitmen untuk melayani tanpa mengharapkan honorarium, yang menjadi hak saya untuk mendapatkannya. Tapi saya tetap melayani, sampai-sampai ada yang bertanya “Kok Dokter mau-maunya memberi konsultasi gratisan?”

Itulah kepuasan hidup saya, kepuasan batin yang tidak saya dustakan. Sungguh melebihi kekayaan apapun. Walau ada saja yang sudah saya sembuhkan tidak ada berterima kasihnya, saya tetap ikhlas, tulus melayani, karena memang tanpa pamrih, walau sekadar untuk menerima ucapan berterima kasih.

Salam menyukuri masih bisa memberi,
Dr Handrawan Nadesul

Mengenali Gejala Awal Gangguan Pembuluh Darah Otak