Oleh NON-O
Nasruddin Hoja dan dua temannya baru saja menginjakkan kaki di stasiun, tetapi sayangnya kereta api yang ditujunya baru saja berangkat meninggalkan stasiun. Petugas yang mengetahui ada calon penumpang ketinggalan menerangkan, “Sayang sekali, tuan-tuan keretanya baru berangkat. Kalau tuan mau, tunggulah satu jam lagi, kereta berikutnya akan segera tiba.”
Ke tiga orang ini kemudian menunggu di emplasmen stasiun, mereka mengobrol seru. Saking serunya tak menyadari bahwa kereta yang ditunggu baru tiba dan sudah bersiap-siap berangkat. Mereka terlambat lagi, meskipun sudah berusaha mengejar, tetapi kereta api melaju lebih cepat ketimbang mereka. “Jangan khawatir, bapak-bapak, sembilan puluh menit lagi ada kereta lain tiba.” Hibur penjaga sinyal setelahnya.
Kali ini mereka bertiga tak mau ketinggalan lagi, sehingga ketika kereta yang ditunggu tiba mereka langsung merangsek menuju kereta tersebut. Sayangnya kereta lambat-laun mulai bergerak, semakin lama semakin cepat. Nasruddin dan dua temannya langsung berlari secepat kilat, dua orang berhasil naik, namun Nasruddin yang ngos-ngosan napasnya ini gagal meraih pintu gerbong dan malah jatuh terpeleset. Dia hanya bisa menyaksikan kereta api berjalan menjauh membawa dua temannya. Petugas stasiun yang menolongnya berusaha menghibur dengan berkata, “Jangan khawatir, Tuan. Masih ada kereta terakhir yang akan tiba setengah jam lagi,”
“Saya tidak mengkhawatirkan diri saya, pak.” Sahut Nasruddin Hoja, “Yang saya khawatirkan itu dua teman saya itu. Sebenarnya saya lah yang akan pergi naik kereta, mereka hanya mengantarkan saya untuk naik kereta api itu!”