Kertas Kosong

OLEH: NOORCA M MASSARDI

Kok kertasnya masih kosong?

– Kenapa emangnya? 

Bukannya harus diisi?

– Diisi apa?

Apa aja yang bermanfaat

– Bermanfaat buat siapa?

Ya buat siapa saja

– Misalnya?

La, kok malah nanya?

– La iya. Katanya isinya harus bermanfaat. Untuk siapa, misalnya?

Ya, untuk siapa saja. Untuk semua orang

– Semua orang itu terlalu umum. Kan tidak semua orang perlu isian kertas ini

Tulis saja untuk rakyat

– Rakyat yang mana?

La memang rakyat ada berapa?

– Kan ada yang oposisi dan ada yang mendukung

La, kamu sendiri rakyat bagian mana?

– Saya sih rakyat pendukung. Kalau kamu?

Saya bukan oposan dan bukan pendukung

– Kamu golput?

Emang penting hari gini masih nanya pilihan pribadi?

– Ya, penting biar aku jelas harus mengisi kertas ini untuk apa dan untuk siapa

Kalau kamu pendukung, memangnya kamu enggak mau peduli sama yang oposan atau golput?

– Saya tentu peduli sama semuanya

Terus, apa masalahnya?

– Tidak ada masalah. Makanya aku belum mengisi sesuatu di kertas ini

Lo, memang kamu baru mau menulis kalau ada masalah

– Itu dia. Saya sedang menghimpun masalah dan menyiapkan cara pemecahannya

Memangnya kamu enggak punya program?

– Program apa?

Ya program kerja kamu sebagai pendukung

– Program kami itu banyak sekali

Misalnya?

– Bagaimana mengatasi pelbagai masalah

Nah, itu saja yang kamu tulis

– Kan tadi saya bilang masalahnya cukup banyak dan kompleks

La, katanya kamu bisa menyelesaikan semua masalah

– Kalau itu sih pasti. Hanya perlu prioritas dań waktu

Nah, kamu kan sudah bisa menuliskan yang prioritas dan waktu penyelesaiannya?

– Untuk menyusun prioritas dan menentukan jadwal penyelesaiannya itu butuh waktu

Wah, terus kapan kamu bisa mulai kerja?

– Sesudah perencanaan dan agenda kerjanya rampung

Kapan?

– Secepatnya

Terus, apa yang kamu tunggu?

– Nunggu persetujuan anggaran

Memang sudah diajukan?

– Sudah. Tapi belum diputuskan

Oleh siapa?

– Ya oleh Kuasa Pengguna Anggaran

Kapan?

– Katanya perlu waktu

Sampai kapan?

– Sampai disetujui pendukung dan oposan

Lo, memangnya pendukung kamu enggak mayoritas?

– Ya, mayoritas kalau dari jumlah suara

Terus, masalahnya apa?

– Kami juga harus dapat dukungan dari oposisi karena progran ini untuk kemaslahatan semua orang

Oh begitu. Sudah lobi ke oposisi?

– Sudah

Terus?

– Lagi nego. Siapa dapat apa dan berapa

Oh, memang begitu ya cara kerjanya?

– Ya, iyalah. Mana ada yang gratis di dunia ini bro

Hari gini masih ada yang berani minta ini itu?

– Ya, namanya kekeluargaan semua harus diselesaikan secara musyawarah mufakat

Termasuk siapa dapat apa dan berapa?

– Nah, kamu sudah pinter itu

Deadline-nya kåpan?

– Secepatnya

Jadi, kamu belum bisa nulis apa-apa?

– Ya belum. Kan semua perlu proses dan butuh waktu

Jadi kayak gitu aja ya kerja kalian selama ini? 

– Kayak gitu gimana?

Ya begitu itu. Mengulur-ulur waktu 

– Segala sesuatu itu butuh waktu dan harus dilakukan dengan sabar

Tapi rakyat sudah enggak sabar

– Kata siapa?

La, memang kamu enggak pernah baca koran atau nonton televisi?

– Koran yang mana dan televisi siapa?

Lo, ya semua koran dan semua televisi

– Kan setiap koran dan setiap stasiun televisi ada pemiliknya

Memang masalah kalau media massa ada pemiliknya?

– Ya, masalahnya kan media massa tergantung pada pemiliknya

Tapi kan mereka bekerja profesional dan semua demi kepentingan umum?

– Nah, itu dia masalahnya

Maksudnya?

– Definisi “umum” menurut media massa itu apa dan siapa?

Umum ya umum, semua orang, seluruh masyarakat, bangsa dan negara

– Kamu sudah tanya atau menganalisis isi opini dan pemberitaan mereka?

Itu bukan bidang saya. Kan kamu yang lebih ahli

– Saya bukan ahli. Sekadar praktisi

Terus apa hasil análisis kamu?

– Yang dibaca atau ditonton masyarakat, atau oleh kamulah misalnya, dari media massa, itu apa?

Ya isinya, konten-nya dong.

– Nah, kamu selalu membaca semua koran dan menonton semua saluran televisi?

Ya, enggak lah. Mana ada waktu. Lagian, memang kurang kerjaan apa?

– Nah, kamu kan enggak punya waktu. Terus untuk siapa dong media massa itu dicetak atau ditayangkan?

Ya untuk yang senang dan punya waktu serta menganggapnya bermanfaat

– Nah, kamu tahu siapa yang senang, yang punya waktu dan yang merasakan manfaatnya itu?

Ya, banyak oranglah, Kan masih banyak yang suka baca dań menonton televisi

– Nah, banyak itu siapa?

Mana aku tahu

– Nah, setiap media massa itu kan punya ciri khas dan penikmatnya sendiri.

Terus?

– Semua isi atau konten yang disajikan media massa itu harus disesuaikan dengan pangsa pasarnya

Aku paham. Terus?

– Nah, tidak setiap media massa itu memperjuangkan “kepentingan umum” seperti yang kamu bilang tadi. Mereka memperjuangkan pangsa pasarnya sendiri

Lo, untuk apa?

– Ya, supaya tetap dibeli dan ditonton oleh mereka, sehingga ada yang mau pasang iklan

Hanya untuk mereka?

– Ya, hanya untuk mereka. Sesuai sasaran pemasang iklan. Jadi, bukan untuk kamu yang sok enggak punya waktu dan sok banyak kerjaan

Lo, kok kamu menghina saya?

– Maaf, bukan menghina. Tadi kan kamu sendiri yang bilang: “Mana ada waktu. Lagian, memang kurang kerjaan apa?”

Iya. Terus masalahnya apa?

– Ini masalah media massa lo, bukan masalah kamu. Jangan salah.

Ya, sudah. Saya enggak mau meributkan lagi urusan kertas kosong mu itu!

– Itu dia. Cuma gara-gara kertas kosong aja kamu jadi ngelantur dan emosional begitu.

Sudah-sudah. Sak karepmu. Untung saya golput.- Lo, kamu sendiri tadi yang bilang, hari gini kok masak masih ngurusin pilihan pribadi?

230621

Avatar photo

About Noorca M Massardi

Creative Writer, Author, Anggota LSF, tinggal di Tangerang Selatan. Karya Novel: Sekuntum Duri - Mereka Berdua - September - Straw - 180 - Setelah 17 Tahun. Kumpulan Puisi: Hai Aku Sent To You - Hai Aku - Ketika 66 - Pantai Pesisir