Seide. Id – Laporan terakhir menyebut jumlah korban tewas saat pesta Halloween di Itaewon, Korea Selatan, mencapai 154 orang. Sedang 26 di antaranya merupakan Warga Negara Asing (WNA)
Mengutip bbc.com, korban meninggal akibat terinjak-injak di gang sempit di distrik Itaewon, Seoul, kini menjadi 154 orang, per Senin (31/10/2022).
Di antara 26 korban tewas tidak terdapat Warga Negara Indonesia (WNI), namun ada dua WNI yang mengalami luka-luka dan sempat di rawat di rumah sakit. Kini keduanya, AR dan CA, telah kembali ke rumah masing-masing.
Korban tewas saat ini 154 orang
Kesaksian WNI
Beberapa WNI yang berada di lokasi tersebut memberi kesaksian tentang suasana tragedi Halloween di Itaewon.
Salah satunya, dokter Adrian yang datang ke lokasi setelah acara seminar kedokteran. Keberadaanya di sana malam itu, bukan untuk berpesta.
“Tujuan saya sebenarnya cari makan. Kerumunan sudah terjadi sekitar pukul tujuh malam, tapi masih bisa bergerak,” ujar Adrian dalam tayangannya.
Sekitar pukul 19.00, 20.00, ia agak kaget melihat suasana di stasiun sudah ramai sekali.
“Wah, ramainya gila nih.. Menuju jalan besar juga sudah ramai, tapi masih oke lah masih bisa bergerak,” jelasnya.
Dokter ini tidak berniat untuk berada di tengah kerumunan, tapi terpaksa.
“Kebetulan pulangnya melewati gang menuju gang tempat insiden. Itu ramenya bener-bener..Napas pun agak susah, tapi kadang banget.”
Meski sempat terperangkap tidak bisa bergerak, tapi Adrian tetap berupaya meloloskan diri.
Adrian bukan satu-satunya yang berupaya meloloskan diri. Pada video lain, tampak seorang pria berupaya meloloskan diri dengan memanjat bangunan.
Berusaha menyelamatkan diri
Tidak diketahui bagaimana keadaan pria tersebut. Tapi Adrian berhasil meloloskan diri karena keramaian itu ia rasa sudah tidak masuk akal.
“Wah ini kayaknya mulai gak make sense crowdetnya. Trus perlahan setengah jam itu, untungnya nemu space.. Memang saya agak sedikit mendorong sama agak nyelinap , trus baru ke luar dari kerumunan, ” akunya.
Dokter Adrian
Situasi itu direkam dan dibagikan. Ia baru mengetahui kejadian selanjutnya setelah tiba di kediamannya.
“Setengah jam setelah saya pulang, baru saya tahu kejadian itu..” katanya.
Di antara semua situasi, desakan massa di Itaewon merupakan yang terparah yang pernah ia alami.
“Desakannya udah parah. Dari yang aku alami, itu bener-bener desakan terparah. Mau maju, mundur, bener-bener gak bisa,” ungkapnya seperti dikutip Selasa (1/11/2022)
(ricke senduk)