YOLD : Young & Old
Menjadi tua, renta, sakit-sakitan, leyeh-leyeh di kursi sembari nonton tv, menenggak obat, bukanlah pemandangan yang sedap mata. Apalagi memperoleh julukan lansia ( lanjut usia).
Bagi orangtua yang tetap aktif, punya komunitas apapun, senang diskusi dan masih memproduksi berbagai ide, ada sebutan lain, yakni Young Old atau dipanggil Yold.
Ini sebutan bagi mereka yang usia 60 tahun – 75 tahun yang masih bergerak layaknya anak-anak muda. Kelompok usia ini sebenarnya keturunan dinasi “ baby boom” paska PD II 9 1946-1965.
Di seluruh dunia, kelompok Yold kenyataannya tetap bekerja. Saya punya beberapa sahabat yang tergabung dalam berbagai kelompok bisnis dan sosial. Yang terbaru, saya masuk kelompok jurnalistik seide. Yang bergabung jurnalis muda usia 60 – 75 tahun.
Saat ini di Indonesia sendiri, ada ratusan juta Young Old masih memproduksi berbagai karya dan usaha. Mereka bahkan membuat berbagai perusahaan bersama anak-anak muda. Uniknya, mereka yang muda ini tidak melihat rekannya sebagai orangtua. Mereka Young Old dan Milenial sama-sama berlomba dalam berkarya.
Di Amerika, para Young Old menentang penurunan kesehatan. Meraka terus bergerak; bekerja, berolahraga, bercinta dan bersosial.
Sebuah penelitian di Jerman menyebut bahwa Young Old terus ingin eksis dan bekerja untuk tetap kuat. Studi juga menunjukkan mereka yang tetap bekerja di usia Young Old bisa memperlambat penurunan potensi intelektual dan kognitif yang bisa terjadi pada usia orangtua.
Di berbagai negara, universitas membuka sekolah bagi Young Old. Mereka yang ingin belajar juga antri cukup lama. Para Yold terus berusaha hidup dan mengubah dunia dan sekitarnya. Mereka tetap ingin bermanafaat.
Apakah anda seorang Yold ,
Aging is a privilage. You are never too old to set another goal or to dream another dream……
mas soegeng
29.05.21