Keteladanan itu Sumbernya Dari Hati

Seide-id -Dulu, ketika kecil, saya paling takut, jika dicuwekin atau didiamkan oleh Ibu atau Bapak, karena saya nakal dan susah dinasihati.

Didiamkan oleh orangtua berarti mereka marah dan kecewa pada anak. Perubahan sikap orangtua yang jadi pendiam itu tujuannya mendidik anak agar peka. Anak cepat sadar dari kesalahannya, lalu perbaiki diri, berubah, dan jadi baik.

Ternyata mengajar anak zaman dulu dan sekarang itu jauh berbeda. Jika anak dulu didiamkan orangtua itu takut dan cepat sadar diri, tapi anak sekarang bersikap tak peduli, acuh, bahkan masa bodoh.

Tidak jarang, orangtua mengucap sepatah kata, tapi anak membalas tanpa henti, bahkan berkesan kheki dan tidak mau dinasihati. Merasa sok tahu. Anak lalu ngeloyor pergi, dan tanpa rasa bersalah.

Sebagai orangtua tentu sakit hati melihat sikap dan kelakuan anak seperti itu. Jika hal itu ditanggapi jadi konflik, suasana rumah makin panas. Anak tidak betah di rumah. Jika didiamkan makin keterlaluan, bahkan lupa diri.

Sebagai orangtua memang serba salah dan susah. Komunikasi dalam keluarga sering macet, atau selama ini tidak dilakukan dan dihidupi?

Selagi masih ada waktu itu tak ada kata terlambat untuk dibenahi. Dicoba dengan hal-hal sederhana, semisal makan bersama keluarga, merayakan ulang tahun, beribadah bersama, dan sebagainya.

Keteladanan orangtua adalah hal utama dan penting. Tugas orangtua itu memberi contoh: lewat ucapan, sikap, dan perilaku. Jika perilaku anak kurang berkenan di hati, ya, diingatkan, dinasihati, dan disikapi bijaksana. Yang penting anak tidak menyimpang dan tetap di jalur yang benar.

Persoalan kecil dan remeh temeh itu hendaknya disikapi dengan rendah hati untuk diredam dan ditiadakan.

Untuk sukses mendidik anak itu kita harus berjiwa besar ikuti perubahan zaman. Tidak harus memaksakan kehendak dan otoriter. Yang utama adalah kita mampu menempatkan diri untuk menjadi sahabat bagi anak-anak.

Selalu menghidupi keluarga dengan semangat Ki Hijar Dewantara, “Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani.” Yang artinya: Di depan kita memberi teladan, di tengah memberi ilham (inspirasi), dan di belakang memberi dorongan.

Semoga kita sukses membangun keluarga yang damai sejahtera dan bahagia.

Mas Redjo / Red-Joss

Membangun Kesadaran Rasa Memiliki

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang