Foto : Dimitris Vetsikas/Pixabay
Manusia hidup banyak diperbudak oleh beban pikiran yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Oleh sebab itu jika beban pikiran telah benar-benar menghimpit hidup manusia seyogyanya jangan ditunda-tunda, segera lepaskan, kecuali seseorang ingin diperbudak olehnya.
Kosongkan pikiran sama sekali. Cuci pikiran dalam sebuah keheningan doa memohon kepada Tuhan agar hidup menjadi ringan, lemah lembut, murah hati, tentram, damai sejahtera, penuh kasih dan indah.
Dalam posisi demikian manusia akan mengalami sebuah ketenangan dalam sukacita. Sukacita ini harus sesegera mungkin dicapai untuk menenangkan saat hati sedang kalut, bingung, takut dan khawatir. Sungguh sangat tepat bahwa doa membuka hati dan totalitas penyerahan diri pada penyelenggaraan hidup dalam segala keadaan kepada Tuhan untuk dilakukan, karena Tuhan mengetahui segala sesuatu. Memohon agar badai kehidupan yang mengguncang hidup segera reda dan berlalu. Hanya kehendak-Nya sajalah yang terjadi. Manusia bisa merasakan saat Tuhan menukar kejahatan manusia dengan rahmat kebaikan dan kebenaran serta belas kasih-Nya yang luar biasa. Hatilah yang bersukacita dan jiwa yang bersorak-sorai karena kekuatan Tuhan yang tidak tergantikan dan kasih cinta-Nya sungguh ajaib, luar biasa dan setia.
Dalam hidup ini banyak ujian yang mesti harus diterima sebagai pendidikan yang baik. Hanya manusia yang hidup dalam kasih setia Tuhan sajalah yang mampu menerima berbagai peringatan dan didikan yang baik dan benar yang diberikan oleh Tuhan. Ketika seseorang bertanya apakah ada rahasia ketentraman dalam hidup ini dan di mana letaknya? Jawabannya adalah “ada”, terletak pada “hati yang bertobat”. Mengapa demikian? Karena hati yang bertobat terbuka pada penyertaan Tuhan. Jika Tuhan menyertai dan membimbing manusia maka akan tentramlah hidup manusia itu.
Di dalam hidupnya manusia harus sungguh-sungguh mau terbuka. Ketika manusia merasa kesepian biasanya kesedihan akan melanda hatinya. Ini pendapat kebanyakan orang. Padahal sesungguhnya tidaklah demikian jika di dalam hidupnya, manusia sungguh-sungguh mau terbuka terhadap misteri kehidupan ini. Apa maksudnya? Manusia tidak akan merasa sendiri dan kesepian jika mau mendengarkan radio Suara Hati-nya.
Untuk bisa mencapai ketentraman di dalam hidupnya, manusia juga harus mau melakukan pembaharuan diri. Bagaimana cara melakukannya? Caranya manusia harus rela menyerahkan hidup seutuhnya secara total setiap waktu, kapan dan di mana pun pada kehendak Tuhan melalui sikap batiniah, mendengarkan Sabda-Nya dalam kehidupan penuh cinta yang berasal dari-Nya yang telah dituangkan kedalam setiap hati manusia yang memberikan pelayanan tulus murni pada kaum miskin.
Manusia yang bisa meraih ketentraman di dalam hidupnya akan mulia. Ini bisa dialami oleh manusia yang tidak mementingkan diri sendiri di dalam hidupnya. Mengapa? Karena manusia yang di dalam hidupnya hanya mementingkan diri sendiri ia akan dikuasai oleh egonya yang buruk. Ego yang buruk dalam hidup manusia sulit untuk disingkirkan tanpa ada kemauan yang keras. Sebab ego yang buruk jika disingkirkan ia akan berteriak seperti teriakan seorang anak kecil. Apa yang diteriakkan? Penderitaan! Mengapa ego buruk manusia selalu meneriakkan penderitaan? Karena ego buruk manusia hanya takut dengan penderitaan. Tetapi apa gunanya manusia memeroleh banyak harta dunia jika hidupnya bergelimang di dalam lumpur dosa yang pekat? Tuhan selalu mrmanggil manusua untuk hidup di dalam cinta dan kasih-Nya. Tujuannya hanya satu agar manusia bisa memeroleh keselamatan hidup bagi jiwanya untuk selama-lamanya.
Manusia harus bekerja sepenuh hati dengan kesetiaan dan kejujur,an, sebab kesetiaan dan kejujuran akan membuahkan kebaikan dan kebenaran. Jika sebuah pertanyaan diajukan, bagaimana caranya untuk bisa menjaga kesetiaan dan kejujuran dalam kebaikan dan kebenaran hidup? Jawabnya adalah berjalanlah dalam Terang Kasih Tuhan agar apa yang dikerjakan oleh manusia menjadi jelas adanya. Nikmati hidup dengan santai dan enak, mengalir seperti air agar hidup ini semakin hari semakin menjadi lebih baik dan menentramkan hati. Selalulah bersyukur di dalam hidup ini baik suka maupun duka. Ingat dalam setiap peristiwa terkandung hikmat jika manusia mampu meraihnya dengan mata batin yang selalu terjaga, awas dan waspada.
(Ngawi, 27.11.2022)