Seide.id – Apa pun bidang usaha yang ditekuni, untuk mencapai kesuksesan itu dibutuhkan proses yang panjang. Tapi, jika sukses itu dicapai secara instan dengan mengahalalkan segala cara, berarti kita kehilangan hati nurani.
Sesungguhnya, sukses sejati itu bakal teruji dan dibuktikan oleh waktu.
Kenyataannya, banyak di antara kita ingin cepat sukses, terkenal, dan kaya raya. Kita bersikap masa bodoh dan tidak peduli, meski cara kita melanggar etika, keliru, bahkan merugikan orang lain.
Coba lihat dan amati yang terjadi di lingkungan sekitar sendiri.
Demi konten, orang mendahulukan untuk mengabadikan peristiwa kecelakaan, musibah, atau bencana alam, ketimbang untuk menolong para korban terlebih dulu.
Demi menangguk untung besar, para teknisi mengakali pelanggan untuk mengganti spare-part ini itu, padahal sebenarnya penggantian itu tidak perlu harus dilakukan, tapi diakali.
Demi mengejar omset penjualan, pengusaha jadi homo homini lupus dengan merebut pelanggan dari para agennya sendiri. Dengan bergerilya door to door dan ke luar masuk industri rumahan.
Demi takut rugi dan agar bahan makanan jadi awet, pengusaha menggunakan bahan kimia boraks, formalin, atau pemutih pakaian. Padahal bahan pengawet itu jelas dilarang, karena dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Demi mengejar untung besar, pengusaha menjual belikan bahan makanan yang kedaluwarsa atau rusak untuk diolah kembali. Padahal bahan tersebut seharusnya dimusnahkan.
Demi, dan demi cepat terkenal dan kaya raya itu, kita menggadaikan hati nurani sendiri. Kita tidak peduli lagi dengan kerugian, kesehatan dan keselamatan sesama manusia.
Saatnya peristiwa banyak anak yang jadi korban dan meninggal dunia, akibat obat sirop yang berbahaya itu jadi perhatian semua pihak. Sekaligus pintu masuk pemerintah untuk membenahi tata kelola produksi barang-barang secara baik, benar, dan sesuai dengan standar kesehatan dan keselamatan.
Sekali lagi, sangat dibutuhkan perhatian dan keseriusan semua pihak untuk bekerja sama dan bersatu padu, demi terciptanya sistem yang terintergrasi dengan baik. Sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.
Indonesia sehat, Indonesia berintergritas!
(Mas Redjo)