Ketika Kita Tak Pahami Makna Cinta dan Dicintai

Siapapun pasti kaget, panik, takut, bahkan kita bisa jadi langsung stres. Bagaimana tidak takut dan panik? Ketika kita tersadar dan tidak tahu sebabnya, tiba-tiba kita berada di tengah hutan yang amat lebat dan gelap! Bahkan sinar matahari tidak mampu menembus lebatnya pepohonan.

Sekiranya hal itu terjadi pada kita. Apa yang harus kita lakukan untuk ke luar dari dalam hutan, dan pulang ke rumah dengan selamat?

Sesungguhnya, kenyataan itu yang tengah terjadi dan kita alami. Suka tidak suka, semua itu harus dijalani. Apapun peran hidup kita.

Begitulah realita hidup, ketika kita lahir dari rahim kehidupan Ibu. Kita berada di dunia yang tidak kita kenal ini.

Beruntung kita mempunyai Ibu yang mengenalkan makna hidup dan arti dicintai.

Sebaliknya bagi kita yang tidak pahami makna cinta dan dicintai. Kita ibarat berada di tengah hutan yang lebat itu.

Untuk ke luar dengan selamat dari dalam hutan yang asing dan liar, itu hal yang sulit. Kita asing dengan hutannya, dan tidak tahu seberapa jauh lokasi kita berada dengan desa terdekat.

Berbeda situasinya, jika kita kenal jalan masuk ke hutan, sehingga kita dapat memberi tanda di sepanjang jalan. Kita mempunyai kompas untuk mengetahui arah mata angin. Kita memanjat pohon untuk melihat arah matahari. Atau kita juga dapat mendengarkan suara adzan untuk menentukan arah kiblat.

Kenyataannya, kita tidak mampu melakukan salah satu di antara semua itu. Kita tidak mempunyai kompas. Untuk memanjat pohon yang besar dan tinggi, kita juga tidak mampu. Bahkan sejak tadi, suara adzan pun tidak terdengar. Sedang untuk mengikuti aliran sungai, kita ragu, air itu melewati bawah tanah, gua, lalu muncul di mana…

Sejatinya, apapun masalah atau tantangan yang dihadapi itu tidak perlu direspon secara reaktif dan berlebihan. Tapi disikapi dengan bijak dan tenang agar kita mampu berpikir jernih.

Begitu pula saat kita berada di dalam hutan yang asing dan liar. Atau saat kita menghadapi badai kehidupan yang berat dan sulit.

Dengan berpikir tenang dan jernih, kita merasakan penyertaan Allah dalam hidup ini. Karena Allah selalu memberikan yang terbaik, bahkan dalam situasi tersulit pun IA tidak meninggalkan kita sebagai anak yatim piatu.

Sama halnya, ketika kita berada di tengah hutan belantara. Dan tidak ada orang yang dapat kita mintai tolong untuk membawa kita ke luar dari hutan menuju pulang rumah.

Kejernihan hati membuat pikiran kita jadi tenang. Ketika kita tidak memiliki prasangka pada siapapun, kita dilimpahi kebijaksanaan. Kita melihat karya agung Allah Yang Maha Ajaib.

Kita dapat minta tolong pada hewan atau burung yang hidup di hutan. Hilangkan pikiran atau prasangka jelek. Hewan-hewan liar seperti harimau, atau serigala itu buas dan ganas.

Kenyataannya, mereka mempunyai naluri yang peka. Ketika dicintai dan disayangi manusia, mereka akan membalasnya dengan setia.

Semoga semua makhluk hidup bahagia dalam harmoni alam yang damai.

Foto : cocoparisienne / Pixabay

Ketika Stasiun Tanpa Kereta Api

Mata adalah Jendela Cinta

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang