Lahir di Belitung Timur, 29 Juni 1966 dari pasangan Indra Tjahaja Purnama (alhm) dan Buniarti Ningsih, siapa sangka 46 tahun kemudian ia jadi tokoh paling fenomenal di Indonesia.
Bahkan karena sepak terjangnya, namanya jadi pembicaraan dunia.
Ahok, begitu ia biasa dipanggil.
Nama ini kemudian jadi trade mark dirinya, “Ahok tukang bersih-bersih..” Padahal itu nama kecilnya atau panggilan semasa kecil.
Tapi bukan berarti dengan dinamakan Ahok orangtuanya berharap supaya hidupnya beruntung terus..
Hokie terus..
Mujur..beruntung terus sepanjang masa.
Salah-salah ia bisa ‘ngoceh‘ kalau dianggap demikian.
Maklum , siapa pun tahu, ia seorang pekerja keras.
Tidak ada dalam dirinya berharap beruntung terus sepanjang masa.
Tidak usah kerja-kerjaaa…
Mengandalkan segala sesuatu tiba-tiba ‘gedebuk‘, jatuh dari langit.
Baginya, segala sesuatu hanya bisa dicapai dengan bekerja keras.
Subuh ia sudah bangun. Diawali dengan mengajak keluarganya doa bersama sebelum melakukan aktifitas baru setelah itu bekerja untuk kemudian bekerja dan bekerja.
Sesungguhnya nama Ahok berasal dari kata Ban Hok. Ban bermakna sebagai ‘banyak‘ sedang Hok bermakna ‘belajar.’
Atau makna lengkapnya, banyak belajar.
Jadi tidak usah heran kalau ia sering teriak, “Yang bodoh belajar. Yang pinter ngajar.“
Berarti ia sedang dongkol pada yang bebal.
MINORITAS DAN TOLERANSI
Masa kecil hingga remaja ia habiskan di Belitung. Sejak masih Taman
Kanak Kanak, mayoritas pergaulannya, Muslim. Semasa SMP, ketika pelajaran agama Islam murid-murid non Muslim diijinkan ke luar kelas, Ahok malah manteng di bangkunya.
“Saat SMP beliau (Ahok) pernah ikut
belajar agama Islam. Disaat siswa non muslim keluar kelas pas pelajaran agama Islam, dia malah tetap mau ikut belajar,” kata Fajrun, teman sebangku sekolah Ahok di Belitung.
Tentu saja ia taat pada agamanya, Kristen Protestan Orthodox.
Tapi antara ketaatan dan toleransi adalah dua hal yang berbeda.
Taat urusannya iman. Toleransi hubungannya menghargai antar umat beragama dan ada pada Pancasila.
Dibesarkan oleh keluarga yang dikenal masyarakat memiliki toleransi yang sangat tinggi terhadap agama Islam dan tumbuh bersama teman-teman mayoritas yang saat Muslim puasa dia ikutan puasa, sikap ini kemudian menyatu dengan dirinya, membuat Ahok jadi pemimpin yang menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
Entah sudah berapa banyak marbot ia hajikan dan mesjid dibangun sejak ia jadi Bupati Belitung.
Bukan itu saja.
Pernah, tiba-tiba ia datang pada salah seorang yang ingin naik haji tapi tidak punya uang dengan membawa kantong kresek hitam berisi uang.
“Ini untuk naik haji, ” kata Bupati Ahok.
Yang diberi uang bingung. Mengucapkan ,”Terima kasih.. terima kasih,” tapi “Wajah Bupati Ahok biasa biasa saja,” tutur haji yang tahu-tahu menyeruak menceritakan pada peluncuran buku Ahok di Jakarta.
Tompi pembawa acara yang mendengar cerita panjang kesaksian tentang Ahok, terkagum-kagum.
PANGGILAN BARU TANPA TUMPEMG
Dikenal sebagai pekerja keras . Tapi musuhnya banyak karena jalan Ahok yang lurus, tidak bisa diajak kong kalikong.
Pada akhirnya di DPR pun ia dipanggil, “Hei Anjing,” gara gara ia tolak anggaran Siluman pembelian UPS senilai Rp. 12, 1 Triliun.
Ia tidak menolak panggilan itu.
“Saya memang anjing penjaga harta majikan saya warga DKI,” katanya.
Tukang berantas korupsi
“Saya tidak akan tega makan duit rakyat seperti itu sekali pun bukan saya yang makan. Saya disumpah untuk mengelola uang rakyat ketika masuk sini. Kalau saya harus terjungkal, tidak jadi gubernur pun saya puas. Karena dalam hidup saya, saya tidak akan menghancurkan nurani saya, ” ucapannya ia jalankan sungguh-sungguh.
Sahabat bagi rakyat kecil dan pemberi kenyamanan hidup bagi warga Jakarta. Begitu dirasa mulai dari kalangan bawah sampai atas.
BALAI KOTA MERANA
Sayangnya, Balai Kota yang dulu setiap hari dipenuhi ratusan warga untuk mengadu permasalahan kota sampai minta uang untuk berobat, kini kosong.
Dari tempat teratas sebagai harapan warga, ia dijungkalkan untuk hal yang tidak ia lakukan melainkan oleh video yang diedit Buni Yani yang akhirnya menjadikan ia menyandang sebutan penista agama.
Ahok pun terpaksa mendekam di Mako Brimob.
Tapi tokh keperduliannya tidak hilang karena meski dalam tahanan, ia masih menaikkan haji mereka yang tidak mampu naik haji dengan uang pribadi.
Selepas dari Mako, ia ditarik jadi Komisaris Utama Pertamina.
Warga lalu membuat gambar kartun sebagai harapan.
Ahok memakai baju kantor berdasi, dengan perlengkapan sikat, ember, kain pel, lap dan sapu bak cleaning service.
Ketika presiden akan melakukan reshuffle kabinet, namanya selalu digadang-gadang sebagai calon menteri.
Terakhir, seorang rekan yang temannya bekerja di Pertamina mengatakan,
“Pertamina senang sekali nama Ahok masuk sebagai calon Menteri. Mereka berharap semoga Ahok jadi menteri, ” katanya.
Hebat. Berarti Pertamina dukung penuh ya..
“Bukaaann.. Pertamina sudah gerah banget sama Ahok.. bersih-bersih. Pingin Ahok cepet-cepet pergi..”
Ahok memang tidak berubah dan tidak akan. Sekali pun ia sudah di Pertamina dan hanya minta namanya dipanggil Basuki Tjahaja Purnama saja, tapi masyarakat tidak mau..
Malah warga yang lebih ‘galak” dari si pemilik nama. “Maunya panggilnya Ahok saja. Boleh ya pak…“
Dan kini, tepat pada hari ini..
55 tahun lalu, si pemilik nama dengan trade merk ‘Ahok bersih-bersih,’ dilahirkan.
Selamat Ulang Tahun Pak Ahok BTP.
Kiranya Panjang Umur, Sehat, Damai selalu.
Tuhan Memberkati..
Dan kiranya bapak tetap bersama warga untuk bersih-bersih karena sudah jan
Kog malah minta ya bukannya kasih sesuatu.
Imej: Google