KISAH NOVEL LONGA

Novel ini mulai saya tulis tahun 2014. Hey, berarti ditulis selama tujuh tahun? Nggak begitu juga. Ada lika dan likunya.

Ide cerita novel ini berasal dari obrolan-obrolan dan diskusi dengan Elkana Lumbantoruan, seorang sahabat yang bekerja dan dikenal luas di bidang perasuransian. Diskusi mengenai kehidupan masyarakat Batak di perkotaan, terutama di Jakarta, yang begitu dibebani acara-acara adat, terutama pesta adat perkawinan. Tapi acara adat itu sendiri sering jadi aneh dan banyak lari dari nilai-nilai adat sesungguhnya.

Contohnya pesta adat pernikahan yang harus memakan biaya ratusan juta. Kalau tidak demikian seolah bukan adat. Padahal pesta itu sendiri semakin kehilangan unsur spiritual adat karena lebih sering berubah menjadi pesta joget-joget. Dari spiritual menjadi hiburan. Dua makna yang berbeda.

Lahirlah istilah yang kami sebut “gok alai longa”, seolah-olah penuh (gok), tapi sebenarnya tidak. Dan sebenarnya lebih baik “satonga alai dang longa”, setengah, tidak penuh, tapi bukan berarti tidak penuh. Tidak mewah, mahal, tapi nilai adatnya terpenuhi.

Itulah tadinya judul novel ini: SATONGA ALAI DANG LONGA. Tapi sebelum novel selesai, Desember 2015, bere Elkana berpulang ke pangkuan Tuhan, setelah setahun dinyatakan mengidap kanker. Saya amat sedih. Tapi saya berjanji akan tetap menyelesaikan novel ini.

Tahun 2016, saya sempat menayangkan 5 bab novel ini di FanPage facebook saya. Cukup bagus sih tanggapan teman-teman yang baca. Tapi saya ragu akan ada yang beli kalau diterbitkan. Dunia perbukuan, bacaan pada umumnya,  terus merosot tajam sejak orang tergila-gila pada dunia internet lewat HP android. 

Lama novel ini tersimpan dalam laptop. Tapi kemudian saya merasa sayang juga kalau tersia-sia begitu saja. Saya kemudian memutuskan menerbitkan sendiri. Tapi harus menunggu ada uang, karena novelnya cukup tebal, hampir 400 halaman. 

Awal 2020 pandemi Covid-19 melanda. Seperti juga banyak orang, saya tersekap dalam lockdown WFH (work from home). Saya membaca-baca naskah novel ini, lalu mengedit ulang. Saya membuang hampir sepertiga, agar tidak terlalu tebal. Saya juga membuat cerita menjadi lebih ringan dan nge-pop. Judulnya saya ringkas jadi LONGA saja.

Akhirnya, Maret 2021, LONGA jadi cetak. Sebagaimana hukumnya karya novel, penilaian berada ditangan pembaca. Saya berharap, novel metro-pop ini memberikan banyak inspirasi dan renungan yang bermakna.

Avatar photo

About Nestor Rico Tambun

Jurnalis, Penulis, LSM Edukasi Dasar. Karya : Remaja Remaja, Remaja Mandiri, Si Doel Anak Sekolahan, Longa Tinggal di Toba