Kisah PD II: Juan Pujol Garcia, Agen Ganda yang Jenius (full)

Kisah di bawah ini adalah cerita orang yang nekad. Ia “menyusupkan diri” masuk ke kawasan musuh di tengah kecamuk Perang Dunia Kedua (PD II), yang sedang gawat. Ia mengecoh siapa saja.

Diawali karena motif ekonomi akibat sulitnya hidup, tetapi,  belakangan, ia justru menjelma menjadi manusia jenius!

Petualangannya mirip kisah fiksi, tetapi ternyata benar-benar terjadi.

Nekad, cerdas, dan gila luar biasa. Kocak sekaligus heroik.

Bayangkan, suatu rezim pemerintahan otoriter yang kejam, Hitler dan para begundalnya, telah ditipu mentah-mentah selama bertahun-tahun!

Bahkan, sampai rezim itu tumbang, mereka tetap tidak sadarbahwa selama ini telah dikerjai dan dibohongi. Bayangkan ia sempat diberi gaji, fasilitas, bonus, uang pesangon, dan malah mendapat medali penghargaan segala.

Ini kisahnya

Kegilaan ini dimulai dari tanah Spanyol, Eropa Barat, 1930-an, ketika dinamika perubahan politik terus memanas, gerakan cinta tanah air yang berlebihan ada di mana-mana.

Dan tokoh-tokoh yang kemudian muncul –ternyata- menjadi monster yang haus kuasa dan darah. Adolf Hitler di Jerman, Benito Mussolini di Italia, dan Jendral Franco di Spanyol.

Juan Pujol Garcia -tokoh kita- sungguh sangat muak. Inggar bingar akrobat politik juga telah membuat Spanyol terbelah dua. Mau yang progresif revolusioner -perubahan ekstrem- atau yang biasa saja.

Terjadi perang sipil. Dan, penduduk sipil, orang awam, yang tak tahu apa-apa, harus memilih: ikut ke sebelah kiri atau berada di kanan. Dua-duanya tetap runyam.

Spanyol terbelah, setiap hari jalanan selalu ada baris berbaris, membuat Garcia muak.

Keluarga Garcia pun ikut menderita. Usaha peternakan ayam ayahnya, yang selama ini mulus lancar, sebelum ingar bingar muncul, mendadak mandeg, rugi, dan bangkrut. Karena pilihan politik yang membingungkan, ayahnya, adik iparnya, ibunya, dan bahkan Garcia sendiri bergantian masuk penjara dan disiksa.

Semua terjadi atas nama pilihan politik!

Masuk tentara

Agar aman, Garcia ikut wajib militer di bawah Jendral Franco, berseragam dan menyandang pangkat lumayan: letnan. Namun, tubuhnya kecil, ringkih, dan kalah kuat. Ia merasa tidak nyaman sama sekali dengan semua bidang kemiliteran yang serba kaku dan keras. Setelah dipikir masak, Garcia memutuskan untuk keluar dari dinas militer.

Pernah jadi tentara, pangkatnya letnan, lalu keluar. Badannya tak cocok.

Namun, Garcia memendam cita-cita mulia yang -kalau mau jujur saat itu- mustahil bisa ia capai, Garcia ingin mengubah dunia! Menghancurkan para diktator, biang keladi penderitaan rakyat kecil di seluruh Spanyol dan seluruh Eropa.

Tapi, bagaimana caranya? Sekitar 1939-1940 rasa muak Garcia mencapai puncaknya. Ia menyaksikan negara-negara  yang selama ini dikenal damai dan makmur, satu persatu tumbang dicaplok Nazi Jerman di bawah kediktatoran Hitler.

Dimulai dari Polandia, lalu Denmark, diikuti Finlandia, terus Norwegia, Austria, Cekoslovakia, Belanda, Belgia, Luxemburg, dan terakhir Perancis, semua bertekuk lutut, digilas kekuatan militer Jeman yang dahsyat dan menakutkan!

Pertengahan 1940 praktis hanya menyisakan Inggris yang tidak dikuasai Hitler. Inggris tinggal sendirian di seberang lautan, di sudut utara. Selat Channel yang memisahkan Inggris dari daratan Eropa justru menjadi penyelamat. Tapi, semua petinggi di tanah Inggris tahu, serbuan tentara Hitler tinggal masalah waktu!

Saat Jendral Von Rundstedt, yang jadi komandan tentara Jerman wilayah barat menyiapkan Operasi Singa Laut, yang akan mencaplok Inggris, lautan di Selat Channel mendadak menggila di musim gugur 1940, membahayakan semua penerbangan dan kapal laut. Operasi pun dibatalkan! Inggris saved by the bell.

Diam-diam Garcia marah dan benci sekali pada Nazi Jerman. Ia harus membela Inggris dan menyelamatkan Eropa. Tidak dengan seragam militer, diam-diam ia memiliki cara sendiri. Cara yang tak lazim dan gila!

Apakah itu? Ia jadi agen rahasia!

Jadi Agen rahasia Jerman.

Garcia lalu mendatangi Kedutaan Inggris di Ibu Kota Spanyol, Madrid. Ia hendak melamar menjadi mata-mata Inggris dan akan melawan Jerman.

Pria kelahiran Barcelona -bukan warga Inggris- itu tentu saja ditolak. Warga asing dengan perawakan kecil, senyum dan kumisnya aneh, tentu tak bisa masuk begitu saja ke dalam jaringan dinas rahasia militer Inggris, MI, Military Intelegence – section 5 (dalam negeri) dan MI 6 (ancaman dari luar negeri) yang dikenal rapi dan sangat rahasia.

Untuk warga Inggris yang mau bergabung saja banyak prosedur rumit yang harus dilalui. Warga asing? Hm… nanti dulu!

Garcia rupanya pantang ditolak. Tetap saja ia ngotot dan terus datang. Empat kali ia bolak-balik masuk kedutaan dan jawabannya tetap sama: ditolak.

Namun, penolakan ini malah memunculkan gagasan baru, yang agak gila dan ekstrem sekaligus heroik. Ia memilih berbakti bagi Inggris dan melawan Nazi-Jerman dari dalam.

Bagaimana caranya?  Garcia lalu menyiapkan siasat baru,  ia nekad mendatangi Kedutaan Besar Jerman.

Berbekal pengalaman kegagalan di Kedutaan Inggris sebelumnya, yang datang dengan tangan kosong, Garcia kini memakai taktik baru: ia membuat kartu indentitas, palsu tentunya,  yang menyatakan bahwa ia anggota ormas yang terkenal sangat fanatik dalam mendukung Nazi-Jerman di Madrid. Dalam kartu disebut ia menjadi anggota yang militan.

Selain itu, ia juga berbekal paspor diplomat Spanyol palsu yang menerangkan bahwa ia pegawai pemerintah yang akan segera bertugas di Ibu Kota Inggris, London.

Paspor palsu itu Garcia dapatkan di percetakan di pasar gelap, di mana ia membohongi juru cetaknya yang ahli. Garcia bilang, paspornya –sebuah paspor diplomatik- telah hilang dicuri. Si tukang cetak menurut saja, ia lalu mencetak paspor palsu yang sangat menawan!

Benar saja, petugas penerima di kedutaan langsung terkesan.  Garcia membual bahwa ia akan setia dan siap membela Sang Fuhrer (sang pemimpin, Hitler) dengan nyawanya sendiri!

Bualannya berlanjut, ia sebentar lagi masuk ke London, dan, ssstt… ia siap menjadi mata-mata bagi Jerman!

Petugas terpana. Calon “agen rahasia” ini  lalu diarahkan  menuju sebuah kafe di Madrid di mana agen rahasia Nazi Jerman (abwehr) biasanya mangka.

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.