Kisah PD II: Juan Pujol Garcia, Agen Ganda yang Jenius (full)

Ada penyusup!

Karena itu begitu Frederico mengirimkan kabar bahwa ia berhasil menyusupkan mata-mata Jerman ke London dengan aman, berita itu segera terbaca oleh intelijen Inggris. Kantor MI5 terguncang. Ada penyusup berhasil masuk! Alarm langsung berbunyi!

Jerman berencana menyerang Inggris dengan menggelar Operasi Singa Laut. Nah, sebelum serbuan dimulai, Jerman mengirim ratusan mata-mata masuk ke Inggris. Mereka dikirim dengan menyamar sebagai turis, nelayan, tenaga medis, anak buah kapal, mahasiswa dan banyak lagi cara. Dan para penyusup ini semua bisa ditangkap!

Mengapa? Ya karena Bletchley Park telah menguping semua jadwal ‘pengiriman’ itu. Nama sandi si agen apa, kemana tujuannya, menyamar sebagai apa, dan bagaimana cara menyusupkannya semua sudah dideteksi.

Maka, adakalanya petugas yang menangkap para penyusup ini menyapa dengan ramah dibumbui guyon, “halo, selamat datang di Inggris, semoga Anda kerasan!”

Para penyusup ini lalu dibawa ke sebuah tempat bernama Kamp 020, sebuah rumah tersembunyi bernama Latchmere House di dekat jalan Tudor Drive, barat daya London , dan mereka akan digodok disana.

Rumah Latchmere , disinilah program XX dilaksanakan.

Ia akan dihadapkan pada sebuah komite yang beranggotakan 20 orang, maka komite ini kerap memakai logo XX yang bisa bermakna ganda: angka 20 (komite 20 orang anggota) atau double cross alias agen ganda.

Umumnya para mata-mata musuh ini akan berhadapan dengan Letnan Kolonel Robin Stephen, yang memang dikenal mahir dalam membuat agen musuh berubah haluan menjadi agen ganda. Di satu pihak ia tetap agen rahasia Jerman, sekaligus juga bekerja sebagai agen  Inggris.

Robin akan memngancam, “Sebagai mata-mata musuh, Anda layak saya tembak saat ini juga, tapi kami masih memberi Anda kesempatan untuk memperbaiki diri. Bekerja untuk kami atau Anda dikubur disini” Dan, tak ada yang lolos!

Para agen ini kemudian berada dalam pengawasan ketat, 24 jam. Agar tidak menimbulkan kecurigaan dari Berlin, secara berkala mereka tetap mengirimkan info ke Jerman, tentu dengan data yang sudah dikacaukan.

Agen dengan data ngawur!

Begitulah, maka tatkala Garcia memberitahu dia saat ini berada di London, alarm dinas rahasia Inggris langsung menyala. Bagaimana bisa ada penyusup baru masuk ke London tanpa terdeteksi? Dimana posisinya?

Para agen Inggris segera dikerahkan untuk menyisir kota, mencari mata-mata Jerman yang SUDAH berada di London. Pencarian besar-besaran dimulai!

Tapi, tunggu dulu.

MI5 lalu memeriksa detil berita yang dikirim Frederico dari hasil laporan Garcia di “London”.

Dan kejanggalan demi kejanggalan segera terlihat. Misalnya, pasukan yang dilaporkan Garcia adalah pasukan fiktif, artinya tidak ada dalam struktur militer Inggris!

Letak beberapa markas divisi tempur salah, atau ada divisi telah pindah (maklum buku pedoman Garcia adalah cetakan lama, bahasa Perancis lagi!). Letak kapal-kapal perang yang sandar di pangkalan juga keliru. Bahkan ada yang disebut di danau! Kapal Perang di danau? Tawa pun pecah dalam ruang monitor MI5.

Setelah disimak lebih teliti, MI5 lalu berkesimpulan bahwa laporan Garcia yang oleh pihak Jerman diberi nama sandi: Alaric Arabel adalah sebuah laporan yang ngawur! Tetapi anehnya kok Berlin percaya?

Kesalahan fatal ini juga memberi kesimpulan bahwa si pelapor tentu berada di luar Inggris, bahkan kemungkinan ia tidak pernah menginjak London!

MI5 lalu menelisik Eropa daratan. Pilihan pertama memang kota Lisabon di Portugal. Kota itu adalah ‘surganya’ mata-mata. Kalau Anda ingin mengawasi lalu lalang orang dan kapal laut keluar masuk Laut Tengah, lakukan dari Portugal! Ini masa perang dunia, Jerman, Italia dan negara-negara Sekutu ‘menumpuk’ mata-mata di sana!

Tanpa perlu waktu lama, keberadaan Alaric alias Garcia bisa diketahui, dan memang benar ia ada di Portugal!

MI5 berhasil menggiring Alaric masuk perangkap dan ditangkap. Ia lalu diinterogasi secara maraton dengan teliti.

Garcia ternyata telah siap. Ia memiliki jurnal kegiatan dengan lengkap, termasuk kopi semua surat-surat yang dikirim pada Frederico si Agen Jerman di Madrid. Pihak intel Inggris malah giliran dibuat terpesona.

“Saya mau bekrja untuk Kerajaan Inggris” kata Garcia akhirnya.

Setelah melalui beberapa pertimbangan, agen nekad dan ngawur ini malah bisa dijadikan aset penting bagi Inggris.

Meski jelas konyol tapi dasar pertimbangan utamanya adalah: semua laporan Garcia dipercaya pihak intel Jerman, maka kelak ia bisa dimanfaatkan untuk rencana yang lebih besar!

Masuk London Beneran!

Garcia kemudian diam-diam dibawa ke London (sungguhan) berserta istri dan anak-anaknya, ia diberi rumah besar, diberi gaji, dibina dan dibimbing langsung oleh MI5. Agen Thomas Harris, yang jenius, menjadi rekan sekaligus guru baginya.

Juan Pujol dan istrinya

Agen rahasi otodidak itu akhirnya belajar di tempat yang tepat, pada orang yang ahli!

Akhirnya tujuan Garcia tercapai, bekerja bagi dinas rahasia Inggris dan bersiap menghancurkan Nazi-Jerman, dari dalam!

Imajinasi Garcia, yang kemudian diberi nama sandi oleh pihak Inggris: Garbo (diambil dari nama artis film terkenal saat itu: Greta Garbo),  lalu berkembang menjadi luar biasa liar dan jenius.

Bayangkan, ia tidak saja berhasil menciptakan tokoh fiktif: ‘pilot’ KLM dan ‘mahasiswa’ militan di Glasgow, tetapi 25 “tokoh” lain, yang merupakan ‘agen’ kaki tangan jaringan Garcia di daratan Inggris. Semua dikabarkan loyal pada Jerman!

Mereka tersebar di Edinburg dan Glasgow di utara. Liverpool dan Bristol di sisi barat. Plymouth dan Southampton di selatan. London, Kent dan Dover di bagian timur.

“Jaringan” ini bekerja dengan sitematis.

Sebagian jaringan Juan Pujol Garcia alias Agen Garbo

Ke-25 “agen” ini profesinya macam-macam, ada yang sehari-hari berprofesi sebagai tentara, perawat, mekanik, mahasiswa, pilot, pelaut, sekretaris hingga pengusaha!

“Jaringan” Garcia juga ada di luar Inggris,  seperti di Portugal, Sri Lanka, India, Canada dan Amerika Serikat! Semua fiktif!

Dahsyat!

Hebatnya, semua ‘agen’ ini mendapat gaji, biaya perjalanan dan asuransi, bahkan uang kematian, dari pemerintah Jerman. Seperti yang dialami “Pak Gerber” (tanda petik, fiktif) ‘agen keturunan Swiss-Jerman’ yang berada di pos di sebelah barat Inggris, yang ‘dimatikan’ oleh Garcia dan dilaporkan sebagai- gugur dalam tugas!

“Istrinya”, Nyonya Gerber, jangan lupa -nyonya ini juga fiktif- kemudian mendapatkan uang kematian plus pensiun ‘suaminya’ seperti standar yang berlaku bagi pegawai pemerintah di Jerman, dan ‘usaha’ mata-mata ‘suaminya’ diteruskan oleh ‘sang istri’ yang kemudian mendapat gaji tetap berstandar Jerman yang makmur!

Laporan Garcia semakin luas, dalam dan detil! Pihak intel Jerman tentu saja bertepuk tangan. Padahal, banyak data memang sengaja dipasok MI5, data yang tidak vital tetapi dibungkus seolah menjadi penting sekali.

Operasi Obor

Oktober 1942, Amerika dan Inggris mulai bersikap ofensif pada Jerman. Serbuan ke Eropa segera dilakukan! Dan itu harus dilakukan dari ‘bawah’, dimulai dari Afrika Utara yang juga dikuasai Nazi Jerman.

Inggris akan menyerang dari Mesir, di sisi timur,  sementara serbuan besar-besaran, gabungan Inggris dan Amerika akan menyerbu dan merebut Maroko dan Aljazair  dari arah barat. Rencana ini diam-diam memberi “ilham” -tersendiri- pada dinas rahasia Inggris.

MI-5 dan MI-6 lalu sengaja ‘membocorkan’  berita besar ini pada Jerman. Rencana penyerbuan dibeberkan, bahkan nama sandi operasinya: Torch (Obor) juga disebut. Lebih luar biasa lagi  jumlah kapal perang yang dipakai, nama kapalnya apa saja, pesawat tempur pendukung, tank, bahkan jumlah tentara  dan dari kesatuan mana saja yang terlibat juga disebut dengan detil!

Garcia lalu menulis laporannya dalam sebuah surat rahasia yang panjang dan komplet. Dan MI5 mengatur sedemikian rapi agar surat melalui jasa pos tersebut sampai di Madrid, di tangan Frederico, tanggal 9 November 1942, atau satu hari setelah pendaratan tentara Sekutu di Maroko tanggal 8 November! Kocak.

Pendaratan tentara Sekutu di Afrika Utara.

Info penting seberapapun nilainya akan sia-sia saja bila sampainya terlambat! Nah, keterlambatan itulah yang dimainkan disini.

Penyerbuan tanggal 8, dan surat sampai tanggal 9, tentu percuma alias sia-sia. Tetapi, meski terlambat, pihak Jerman sangat kagum dengan kelengkapan dan keakuratan laporan Garcia.

Jadi, pihak intelijen Inggris memberi bonus pada Jerman tanpa membahayakan pasukan yang menyerbu! Langkah ini penting dilakukan guna menambah kepercayaan Jerman pada ‘jaringan’ Garcia di Inggris!

Dengan begitu, kelak, pihak Jerman diam-diam malah bisa dikendalikan dari London!

1944 dan rencana penyerbuan

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.