Keakuratan laporan Garcia dan para ‘agen’nya semakin mempesona.
Anda akan terkesima membaca ‘laporan’ para ‘agen’ ini.
Simak salah satunya, ‘agen’ wanita yang bekerja sebagai ‘perawat’ di sebuah rumah sakit di kota Dover, pesisir timur Inggris, ‘melaporkan’:
“pagi ini saya berangkat kerja, dalam perjalanan menuju pelabuhan, dari hari ke hari, terlihat semakin banyak saja jumlah tentara yang berkumpul. Tenda-tenda besar terlihat dimana-mana. Dari bendera kecil di lengan tentara terlihat mereka datang dari Canada, Polandia, Australia dan Amerika.
Apakah mereka tengah menyiapkan sebuah serbuan besar ke Eropa daratan? Menyerbu Calais di Perancis? Kapan? Pertanyaan menarik yang harus dicari jawabnya”
Laporan hoax ini jelas mengecoh. Menipu, karena sesungguhnya tidak ada kegiatan apapun di Dover, yang letaknya hanya 60 km seberang lautan dari Calais, Perancis.
Bila Anda naik pesawat kecil, begitu lepas landas dari Dover, Inggris, di ujung depan lautan sana sudah terlihat kota Calais di wilayah Perancis. Itulah daratan Eropa. Mirip Orang Batam memandang Singapura. Atau orang Banyuwangi melihat daratan pulau Bali.
Kota Dover dan kota Calais adalah dua kota terdekat antara Inggris dan Perancis yang hanya dipisahkan oleh selat Channel saja.
Laporan tadi selain menipu, juga mem-framing -mulai membingkai-pikiran petinggi militer Jerman bahwa Sekutu tengah menyiapkan sebuah penyerbuan dari kota Dover!
Ada grand design -rencana besar- untuk mengecoh Jerma. Kota Calais sengaja kerap disebut. Juga dalam laporan-laporan berikutnya. Untuk mengesankan bahwa Calais adalah sasaran pendaratan!
Kerepotan Menulis Surat
Terbayang para perwira intel Jerman manggut-manggut senang dan bangga membaca berita ini! Pasukan yang bertumpuk di seluruh Inggris berhasil dipetakan! (Anda jangan lupa, tokoh agen -perawat- di atas tadi adalah fiktif)
Oh ya, Garcia tentu bergelimang uang, karena tersedia gaji bagi dia sendiri dan ke-27 ‘agen’ yang membantunya. Tetapi, sebagai akibatnya, setiap minggu ia harus membuat setidaknya 350 surat laporan yang melelahkan, dengan jati diri dan karakter yang beraneka macam! Mirip mengendalikan akun boot twitter di masa sekarang!
Tidak boleh salah nama, profesi, alur cerita dan posisi. Tentu ini sangat rumit dan tidak mudah!
Mau tak mau, pihak Inggris merasa salut sekaligus kasihan.
Guna menghidarkan Garcia kelelahan, MI5 ‘menyarankan’ agar pihak Jerman memberinya radio bagi setiap agen. Selain memudahkan juga mempercepat kerja.
Berlin setuju. Radio komunikasi dikirim diam-diam. Mengingat keberhasilan laporan soal Operasi Torch, kini semua berita dari Garcia langsung terhubung ke markas besar di Berlin, tidak lagi melalui Madrid!
D- Day
Sekutu akan menyerbu Eropa? Kapan dan dimanakah?
Sejak 1943 Jerman sudah tahu bahwa sekutu dan pasukan besarnya kelak -suatu saat- pasti akan menyerbu pantai di daratan Eropa, namun tak seorang pun tahu KAPAN dan DIMANA serangan itu akan dilakukan.
Semua hanya menebak.
Petinggi militer Jerman, bahkan jendral Von Rundstedt penanggung jawab Jerman untuk front Eropa Barat, berkeyakinan invasi –kemungkinan besar- akan dilakukan di sekitar pantai kota Calais, Perancis, mengingat kota itu jaraknya paling dekat.
Secara militer memang masuk akal. Akan lebih mudah menyerbu musuh dari tempat yang terdekat. Efisien dan tidak membahayakan keamanan pasukan selama di perjalanan.
Tetapi Jerman tidak mau kecolongan dengan mengandalkan teori pendaratan di Calais ini. Demi keamanan, benteng pertahanan pantai yang sangat kuat dan panjang sudah dibangun. Mulai dari perbatasan Spanyol, terus membentengi Perancis, tersambung lagi ke Belgia, Belanda, Denmark hingga ke pesisir Norwegia di Laut Utara!
Panjangnya lebih 3.000 kilometer dengan ribuan bunker lengkap dengan segala macam penghalang seperti: ranjau, tiang-tiang baja, tank, meriam anti kapal dan senjata penangkis serangan udara!
Bila diukur, benteng itu terbentang tanpa putus dari Jakarta hingga ke Raja Ampat di Papua sana! Luar biasa.
Januari 1944. Setelah Jerman kalah perang di Afrika Utara, Hitler menarik jendral jeniusnya: Erwin Rommel yang dijuluki ‘Desert Fox’, kembali ke Jerman. Salah satu penyebab utama Rommel kalah di Afrika Utara adalah karena ratusan kapal suplai logistiknya berhasil ditenggelamkan oleh kapal dan pesawat sekutu. Pasukan gurun Rommel tentu kelabakan. Makanan, mesiu, obat-obatan, suku cadang semua terhampar di dasar lautan!
Dibalik semua kesuksesan penyergapan ini siapa lagi kalau bukan para jenius di Bletchley Park!
Rommel di Perancis.
Rommel lalu ditempatkan di Perancis, memegang kendali Angkatan Darat Jerman Grup B, dengan dua Divisi besar, Divisi ke-7 mengawasi Normandia, dengan kekuatan 70.000 tentara dan Divisi ke-15, 230.000 tentara, yang mengontrol pantai Calais. Posisi Rommel ada di bawah Jendral Rundstedt yang memimpin seluruh Eropa Barat.
Rommel adalah jendral pintar, cekatan dan sangat terkenal di Jerman. Rundstedt, atasannya, kalah pamor. Dan, terbukti kemudian ia memang cerdas.
Rommel sudah membaca dengan jitu akan adanya invasi besar Sekutu ke Perancis, ia sudah bisa menebak sekutu pasti akan mendarat di pantai Normandia, bukan di Calais!
Rommel yakin, “pantai Normandia lah tempatnya! Posisinya bagus, dalam cekungan mangkok” Posisi Normandia letaknya tepat lurus di sebelah selatan Inggris.
Rommel ingat, ketika Sekutu menyerbu daratan Italia, 9-14 September 1943, mereka melakukannya dengan memilih pantai kota Salerno! Bukan pantai lainnya.
Kontur Salerno sama seperti Normandia, cekung mirip mangkok. Garis pantai yang demikian tidak memiliki arus air laut yang deras hingga relatif aman bagi kapal penyerbu yang akan menurunkan pasukan.
Meski ‘Sang Rubah Gurun’ bisa menebak, tetapi tetap hanya tebakan saja! Selama tak ada dukungan data intelijen yang valid, tebakan Rommel hanya berakhir sebagai tebakan belaka! Dimana pastinya dan kapan invasi akan dilakukan tak ada satupun yang tahu!
Penyerbuan yang sesungguhnya.
Kini, diam-diam, Jerman sangat tergantung pada laporan Garcia dari Inggris, seorang mata-mata (hoax) andalan Jerman dengan 27 kaki tangan yang semuanya fiktif!
Hm, sekarang, tanpa seorang pun sadar, kendali peperangan secara diam-diam sebetulnya berada di tangan Inggris!
Dan memang benar, di daratan Inggris sejak akhir 1943 sebuah rencana besar diam-diam telah digelar dan diperhitungkan dengan matang. Perencanaannya sangat hati-hati dan klasifikasinya “sangat-sangat rahasia”.
Sebuah penyerbuan yang sangat besar yang melibatkan 2 juta tentara dari 30 negara, 6.000 kapal perang, ribuan tank, ribuan pesawat, senjata berat dan truk pengangkut tengah disiapkan dengan seksama.
Jendral Eisenhower, seorang jendral Amerika, duduk sebagai pemimpin tertinggi tentara Sekutu yang berkedudukan di Inggris. Ia adalah otak penyerbuan. Begitu rahasia dan sensitifnya rencana ini, hingga keamanannya sangat dijaga ketat!
Adalah seorang Mayor Jendral AS, Henry F. Miller, bintang dua, yang ikut bertugas dalam perencanaan serbuan, menjadi korban kerasnya aturan menjaga rahasia.
Dalam sebuah rumah makan, Miller kelepasan omongan pada kawannya bahwa penyerbuan kemungkinan akan dilakukan sebelum tanggal 15 Juni 1944! Entah karena mabuk atau stres, Miller bersuara agak keras dan didengar banyak orang. Desas-desus sempat menjalar dan Eisenhower sangat marah!
Miller dipanggil. Setengah meratap ia memohon pada Ike, sebutan bagi Eisenhower, agar ia tidak dihukum, “bagaimanapun saya kawanmu di akademi”
Eisenhower tidak peduli, Miller diminta segera meninggalkan Inggris malam itu juga, pulang kampung, dan pangkatnya diturunkan dua tingkat, kini ia hanya seorang Kolonel!
Rencana pun matang, dan hari Selasa tanggal 6 Juni 1944 invasi D-Day, pendaratan besar-besaran benar-benar dilakukan! Tempatnya, tepat seperti perkiraan Rommel: Pantai Normandia, Perancis!
Hari itu, pukul 06.32, 150.000 tentara Sekutu dari 15 menyerbu pantai Normandia yang dibagi menjadi lima titik pendaratan dengan diberi kode sandi: Utah, Omaha, Gold, Juno dan Sword.
Ketika penyerbuan berlangsung, masuk radio panggilan dari Berlin. Nadanya marah. Mengapa agen andalan Jerman ini tidak memberi tahu apa-apa soal penyerbuan ke Normandia?
MI5 dan Garcia sudah mempersiapkan jawabannya: “serbuan itu hanya tipuan! Ulangi: hanya tipuan! untuk mengecoh kita (Jerman), invasi besar yang sesungguhnya ke kota Calais dalam waktu dekat!”
Berlin merasa lega dan pasukan di Calais segera disiagakan 24 jam!
Tetapi Rommel tetap curiga, ia yakin serbuan Normandia adalah invasi yang sesungguhnya. Tak ada lagi invasi kedua.
Tentara Divisi ke-7 di Normandia yang berkekuatan hanya 70.000 tentara dan dikawal hanya 20 tank dan lima pesawat tempur, tidak akan kuat untuk menahan pendaratan 150.000 tentara Sekutu yang didukung bombardir dari laut dan udara!
Rommel, yang saat tanggal 6 Juni itu tengah ijin pulang kampung ke Herrlingen, Jerman, karena istrinya -Lucia Maria Mollin- ulang tahun yang ke-50 (Rommel membawa kado istimewa: sepatu wanita indah buatan Perancis), segera mengontak Rundstedt, atasannya, intinya ia meminta agar Rundstedt mengijinkannya untuk menggerakkan separuh pasukan, tank dan pesawat dari Divisi ke-15 yang menjaga Calais di sebelah utara Normandia (lihat peta) yang berkekuatan 230.000 tentara, 500 tank dan 500 pesawat tempur, agar langsung bergerak turun ke selatan, melakukan serangan baik ke Normandia.