Rundstedt justru kesal dan marah karena ia tidak bisa memberikan ijin. Untuk menggerakkan pasukan ini harus ada ijin langsung dari Hitler!
Agaknya baik Rundstedt sendiri maupun Hitler sudah termakan hoax buatan Garcia yang melaporkan bahwa serbuan akan dilakukan dari Calais!
Rommel kesal bukan main! Normandia diserbu dan ia tidak bisa menarik pasukan kuat yang posisinya tak lebih dari 100 km!
Keadaan genting dan waktu terus bergulir. Serbuan semakin masif di Normandia. Semakin terlambat menggerakkan pasukan, semakin kuat Sekutu menyerbu masuk. Rommel selalu wanti-wanti pada Rundstedt, agar jangan -sekali-kali membiarkan pasukan penyerbu mencapai pantai, “hajar mereka selagi masih di laut, jangan biarkan mendarat!”
Rommel pernah berhadapan dengan Montgomerry (jendral Inggris), duet jendral Patton dan jendral Omar Bradley dibawah pimpinan Eisenhower, saat ia dijepit dari timur dan barat sewaktu di Afrika. Ia tahu keuletan pasukan Sekutu.
Hitler Justru Sedang Tidur
Terus ditekan Rommel, Von Rundstedt pun menelepon Hitler di Berlin. Kepala staf Hitler -Jendral Alfred Jodl- yang menerima telepon, mengabarkan hal mengejutkan: Fuhrer masih tidur di vilanya di Berghof! Sebuah vila yang megah dan nyaman di pegunungan selatan Jerman.
Sialan! Keadaan lagi gawat, Hitler malah tidur!
“Bangunkan dia! Sekutu sudah menyerbu Normandia!” bentak Rundstedt.
Jodl menolak. Ia tidak berani.
“Semalam Fuhrer nonton film dan ngobrol dengan menteri propaganda Joseph Goebbels sampai jam tiga subuh. Ia minum pil tidur setelah itu” jawab Jodl. “Di Berghof tak ada staf yang berani membangunkan dia!” teriak Jodl. Buntu.
Beruntung Abert Speer, asitek utama Nazi merangkap Menteri Persenjataan sekaligus sahabat Hitler, pukul 10 masuk Berghof dan dialah yang berani membangunkan Hitler.
Jangan kaget, Hitler biasanya bangun tidur pukul 2 atau 3 siang. Itu kebiasaan sejak kecil! Ayah Hitler – Alois- seorang pegawai negeri rendahan dari Austria adalah seorang temperamental tulen, sekaligus peminum ulung, Hitler yang sejak dalam kandungan hampir digugurkan, kerap dipukul, ditempeleng, ditendang dan disiksa.
Untuk menghindari semua siksaan maka ia harus bangun siang, dengan harapan, setelah terbangun ayahnya sudah pergi bekerja!
Karena sering berlama-lama di tempat tidur, ia jadi pemalas sekaligus hedonis. Ketika karirnya menanjak, kebiasaan begadang dan bangun siang tetap ada. Kali ini adat buruk itu menjadi petaka bagi bangsanya.
Tentu saja Sang Pemimpin marah besar bila dibangunkan pukul 10! Hari itu Hitler be-te berat, marah-marah luar biasa. Dan kalau sudah marah tidak ada yang berani memotong ucapannya, termasuk Albert Speer! Apalagi obat tidur masih membuat kepalanya fly!
Jadilah, permintaan Rommel untuk menggerakkan pasukan ke selatan tidak disampaikan apalagi dibahas! Padahal titik ini krusial sekali. Cukup menambah separuh kekuatan yang menumpuk di Calais, setidaknya 100.000 pasukan, 200 tank Tiger, 200an pesawat tempur dari Divisi ke-15, penyerbuan Sekutu di Normandia bisa dipastikan gagal! Pasti.
Pasukan ini lebih lengkap peralatannya, juga terdiri atas tentara yang kenyang pengalaman. Mereka adalah pasukan yang mengalahkan Inggris dan Perancis hingga keluar dari Dunkirk empat tahun silam!
Operasi Tipuan
Meski sempat tertahan di pantai Omaha dan Utah, yang kuat penjagaanya, serbuan Normandia sukses. Tentara Sekutu berhasil merangsek masuk dan menguasai jalan dan kota terdekat.
Laporan pasukan Inggris yang mengawasi Calais bahwa tidak ada tentara Divisi ke-15 yang bergerak membantu ke Normandia, membuat pihak intelijen Inggris berkeyakinan bahwa Berlin termakan umpan mereka dan mengira serangan Normandia hanya tipuan.
Beberapa hari sebelum pendaratan di Normandia, Garcia memang mengirim berita detil dan panjang tentang rencana penyerbuan ke Calais.
Data Garcia sangat lengkap dan tak terbantahkan:
Pasukan yang akan menyerbu Calais adalah tentara Amerika berkekuatan besar. Namanya FUSAG (First US Army Group) dengan simbol angka satu besar dalam segi lima. (lihat gambar).
Garcia atau Garbo juga mencantumkan secara detil jumlah peralatan militer yang digunakan: tank, senjata berat, truk pengangkut, kapal laut dan pesawat. Pasukan penyerbu total yang mencapai ratusan ribu tentara, dirinci secara luar biasa komplet lengkap dengan simbol dan nama kesatuan (lihat gambar)
“Tank, truk dan senjata berat nampak ditumpuk dimana-mana di Dover hingga penduduk sipil diungsikan! Silakan saja kirim pesawat pengintai dan melintasi Dover untuk memastikannya” lapor Garcia.
Berlin patuh, sebuah pesawat pengintai kemudian mengudara. Pilotnya terbang tinggi dan bersembunyi di balik awan. Ia tidak berani mendekat, takut ditembak senjata penangkis udara.
Benar saja, laporan pilot kemudian masuk ke Berlin yang membenarkan berita dari Garcia. Si pilot –dari jauh- melihat dengan mata kepala sendiri ada ribuan tank, truk, kapal dan senjata berat, juga pasukan yang yang “terhampar” dengan luas di sepanjang pantai dan bukit Dover!
Berlin semakin yakin bahwa tujuan serbuan memang Calais, bukan tempat yang lain.
Garcia menambahkan dalam laporan, Pemimpin tentara penyerbuan adalah Jendral George S. Patton!
Berlin kaget bukan main. Dari sekian banyak jendral Sekutu, khususnya jendral Amerika, Patton lah yang paling ditakuti Jerman. Cekatan, ganas, pemberani dan pantang menyerah! Ia selalu membawa pistol koboi dengan gagang gading di pinggangnya.
Galak, flamboyan dan dalam kamus perangnya hanya ada kata: serbu, serbu dan serbu. Tidak ada kata mundur!
Jerman sudah merasakan sendiri gempuran Patton. Dikalahkan mulai dari Marroko, terus ke Aljazair, Sisilia hingga daratan Italia! Lalu tiba-tiba Patton seperti menghilang lenyap. Jerman bingung, lalu ternyata ini jawabannya: “ternyata Patton disiapkan untuk menyerbu Calais!” pikir Berlin.
Padahal, kejadian sesungguhnya, Patton ditarik dari Italia ke London oleh Eisenhower, karena dinilai sudah kelewatan sikap kerasnya. Patton hampir menembak anak buahnya sendiri di rumah sakit!
Dalam kunjungan ke rumah sakit setelah menyerbu Sisilia, Patton membesuk puluhan anak buahnya yang luka-luka. Menyalami dan memberi semangat, menyematkan medali Silver Star pada mereka yang dinilai berani dan berjasa dan berdoa di samping tentara yang luka parah dan tidak sadar.
Lalu, di ujung ruangan, Patton menemukan seorang prajurit yang secara fisik tidak luka sama sekali tetapi dirawat, “ kamu ini kenapa? Tidak luka tapi, kok, ada disiini?” tanya Jendral yang mendapat julukan Bandit oleh tentara Italia itu.
“Saya nggak apa-apa Jendral, hanya nerves, gugup, keberanian saya hilang!”
Patton langsung naik pitam. Mencengkeram leher si prajurit, menarik kepalanya dan mendekatkan pada pasien yang masih tidak sadar dengan badan penuh balutan luka, “Haram jadah! Bang*** kamu! Lihat kawanmu ini, dia bertempur dengan gagah berani sampai luka begini! Sementara kamu ngendon disini hanya karena nerves!” Patton menarik pistolnya, “keluarkan pengecut ini dari sini!!” pekiknya.
Berita kemarahan itu menyebar.
Patton dipanggil ke London dan ditegur Eisenhower, tindakan di rumah sakit dinilai bisa meruntuhkan moral dan keberanian anak buahnya.
“Jangan lupa, George,” ujar Eisenhower, ” anak-anak ini pergi perang secara sukerela, panggilan hati nurani berjuang demi perbaikan dan kemerdekaan Eropa, perjuangan masih panjang”
Patton hampir dipulangkan ke Amerika tetapi Ike melihat bakat dan semangat luar biasa pada Patton.
Kepada siapa lagi ia harus percaya? Selain pada Patton dan Omar Bradley? Situasi sedang pada titik krusial. Tak boleh ada kesalahan sekecilpun!
“Kamu istirahatlah dahulu, kerjakan beberapa rencana ke depan dan pimpin “pasukan hantu” di Dover” ucap Eisenhower.
Patton terpana. Pasukan Hantu?
Operasi Fortitude
Begitulah, serombongan juru foto yang sudah diatur oleh MI5 mengiringi Patton ke Dover. Lalu gambar jendral flamboyan yang sedang memeriksa ribuan ‘pasukan’ muncul di halaman pertama koran di Inggris.
Di latar belakang, nampak deretan ribuan tank, truk dan peralatan perang hingga memenuhi bukit. Gambar yang bagus.
Patton akan memimpin penyerbuan Calais! Tulis media Inggris dan Amerika.
Hari itu juga, secara cerdik MI5 juga melepas seorang tawanan perang, seorang brigadir jendral Jerman beserta staf nya kembali ke pihak Jerman, dalam suatu program tukar menukar tawanan.
Si jendral sengaja ‘dibekali’ bahan bacaan koran yang terbit hari itu dengan gambar inspeksi pasukan oleh Patton.
Kecerdikan lain sudah disiapkan, iring-iringan tawanan sengaja melalui Dover, agar tawanan melewati -dari jauh- bukit yang dipenuhi peralatan perang, tank, truk, artileri dan pasukan yang siaga.
Hari itu Garcia juga mengirim laporan yang sama.
Berlin menerima dengan senang.