Kolom: Work from Home

Kasih kuliah dan seminar dari rumah – Foto Heryus Saputro Samhudi

Penulis HERYUS SAPUTRO SAMHUDI

Tahun 1980, Alvin Tofller menulis buku “The Third Wave” – Gelombang Ketiga (peradaban manusia). Buku sekuel dari “Shock Future” – Shock (Kecemasan) Masa Depan yang ditulis sebelumnya, dilanjut buku “Powershift” ihwal Pengetahuan, Kekayaan dan Kekerasan. ini (menurut situs Tofller) laris terjual 15 juta ekspemplar. Banyak orang terperangah dan menyimak dengan seksama apa yang ditulis Tofller.

Dalam ‘Gelombang Ketiga’ Tofller memprediksi bahwa dengan digunakannya satelit telekomunikasi, dan kabel optik dalam jaringan internet, pada masa yang juga disebut sebagai knowledge age itu, masyarakat mampu berkomunikasi secara online. Antara lain, kata Tofller, “Kelak ruang-ruang kantor penuh sesak pegawai tak lagi diperlukan, karena tiap orang dimungkinkan berkantor dari rumah.”

Almarhum Alvin Tofller (wafat 2016) sungguh ‘peramal’ jempolan. Saat pandemi Covid-19 merebak, menghantui banyak negeri, dan (tak bisa tidak) mengharuskan orang berkesadaran tinggi untuk taat prokes, dan lebih baik tinggal di rumah (stay at home), maka pola kerja orang kantoran memang berobah. Para pengelola kantor dengan berat hati ‘menutup’ kantornya, dan menyilakan pegawai work from home.

Percaya nggak percaya, kampung kami – sebuah komplek perumahan sederhana di kawasan yang dulu sering dicandai banyak sohib sebagai ‘tempat jin buang anak’ saking jauhnya dari ‘Pusat’, bahkan mendadak seperti berobah menjadi rangkaian blok rukan alias rumah kantor. Apalagi saat kampung kami masuk zona merah. Rumah tinggal buat stay at home, kantor produksi, bahkan ada yang mirip toko.

Benar kataToffler, tiap orang dimungkinkan bekerja dan memproduksi sesuatu dari rumah. Saat rumah-rumah ibadah harus tutup sementara, jamaah patuh dan beribadat dari rumah. Seorang keponakan tetap memberi kuliah kepada mahasiswa program S2 di kampusnya, dan tampil jadi pembicara seminar internasional berkait politik luar negeri cukup lewat layar laptop dari rumah.

“Mpok, Abang, ‘Nyak, Babe nyang pada mau sarapan atawa lunch, sila pesen, ye…! Ntar dianter,” kata Kak Desi via WA Grup RT. sambil tak lupa dia posting ragam menu enak-lezat-murah-meriah olahan sendiri di rumah. Yang lain bekerja dan berkarya dengan kebisaannya masing-masing. Ada yang menawarkan 10 bahan pokok. Supri – tetangga depan jualan ikan lele dan ayam potong via on-line.

Work from home juga berlangsung di rumah kami. Sementara dunia entertainment dan fotografi nyaris tiada order, dua putra kami buka usaha tanaman hias online di roop top rumah, dan dagang buah segar kualitas premium kesukaan banyak orang: manga, alpukat dan banyak lagi. Resti yang mensiunan dan bukan ASN tak kalah giat, terima order pesanan kue dan kuliner tradisional yang ngangenin. Sing penting sehat dan dapur tetep ngebul. ***

PK 12:35 WIB

Avatar photo

About Heryus Saputro

Penjelajah Indonesia, jurnalis anggota PWI Jakarta, penyair dan penulis buku dan masalah-masalah sosial budaya, pariwisata dan lingkungan hidup Wartawan Femina 1985 - 2010. Menerima 16 peeghargaan menulis, termasuk 4 hadiah jurnalistik PWI Jaya - ADINEGORO. Sudah menilis sendiri 9 buah buku.