Walaupun beberapa musisi lain tampak tidak sesuai dengan tagline yang diangkat, namun program ini dinilai cukup sukses mengundang berbagai penggemar dan penonton untuk sing-a-long maupun mengenang beberapa karya hits dari musisi jazz saat berada di panggung tersebut. Foto Jazz Festival (dok. Binus)
Oleh MOSES BADAI *
JAZZ diperkenalkan masuk di Indonesia di awal tahun 1919 oleh bangsa Eropa. Kemudian musik ini juga berkembang menjadi beberapa aliran di Indonesia dengan pengaruh lahirnya berbagai aliran dari luar Indonesia, seperti ballad, pop, dan romance jazz dalam karakter lagu-lagu Michael Franks. Irama musik brazil dan samba seperti Sergio Mendes. Ada pula musik soul, R&B, dan dance yang salah satunya dipelopori oleh band keluarga yakni Earth, Wind, & Fire. Ataupun city pop dari Jepang oleh artis kawakan seperti Mariya Takeuchi, Omega Tribe, dan Junko Ohashi.
Legacy musisi jazz Indonesia seperti Bubi Chen, Nial Djuliarso, Idang Rasjidi, Likumahuwa Family, Indra Lesmana, Chaseiro hingga Mus Mujiono merupakan sekian dari puluhan musisi Jazz Indonesia yang mewarnai telinga pendengar melalui beragam karakter lagu dan lirik. Lagu-lagu seperti Sesaat Kau Hadir oleh Utha Likumahuwa, Arti Kehidupan oleh Mus Mujiono, Melati Di Atas Bukit oleh Dian Pramana Putra, dan Kasih oleh Ermy Kulit kerap diputar melalui radio kesayangan masyarakat Indonesia dengan tujuan memperdengarkan warisan musik dunia bergenre Jazz.
Beragam program tayangan acara televisi sempat mengangkat karakter musik bergenre jazz ini. Diawali pada tahun 1988 program televisi milik TVRI yang berjudul Berpacu Dalam Melodi” dibawakan oleh Koes Hendratmo sempat melejit dikarenakan program talkshow yang dibawakan menjadi bagian dari pendidikan ilmu kesenian, khususnya musik secara general untuk menjadi ilmu umum yang bisa dimilki seluruh masyarakat Indonesia.
Beberapa tahun berlalu, acara ini sempat meroket kembali dengan pergantian pembawa acara kala itu pada dua musim, yakni 2014 hingga 2017. Dalam program televisi ini David Bayu yang kala itu juga merupakan vokalis band Naif dan juga bagian dalam pendiri bisnis clothing apparel bernama Union Well, tampak sukses membawakan program televisi ini sehingga mampu membangkitkan memori beberapa penikmat program ini di waktu lalu. Terkhusus pula bagi David Bayu yang kala itu juga menjadi penonton setia.
Di awal tahun 2010 juga berdiri komunitas kolaboratif bernama Mostly Jazz yang di inisiasi oleh Indra & Hon Lesmana. Saat itu berlokasi di RedWhite Jazz Lounge daerah Kemang, Jakarta Selatan. Berbagai artis dan musisi baru sudah menjajaki panggung musik ini. Melalui platform digital seperti YouTube, masyarakat bisa melihat musisi papan atas seperti Tompi, Glenn Fredly, Monita Tahalea, dan Eva Celia yang saat ini juga sedang hangat-hangatnya setelah digandeng Diskoria dalam merilis lagu berjudul C.H.R.I.S.Y.E pada 2021 lalu. Bahkan sempat juga dalam salah satu tayangan Mostly Jazz menampilkan Joey Alexander yang merupakan musisi jazz termuda di Indonesia dan sudah mengharumkan tanah air melalui karya dan debutnya saat ini.
Jazzy Nite juga pernah mewarnai layar kaca televisi Indonesia melalui program yang disiarkan langsung oleh Kompas TV. Acara yang diselenggarakan di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan ini juga sukses memboyong beberapa musisi yang memang memiliki karakter musik jazz dalam karya lagu-lagunya seperti 2D : Dian Pramana Putra & Dedi Dukun, The Groove, Fariz RM, hingga Maliq & D’essentials.
Walaupun beberapa musisi lain tampak tidak sesuai dengan tagline yang diangkat, namun program ini dinilai cukup sukses mengundang berbagai penggemar dan penonton untuk sing-a-long maupun mengenang beberapa karya hits dari musisi jazz saat berada di panggung tersebut.
Melalui beberapa program diatas, terlihat ketertarikan masyarakat Indonesia dalam mengenal dan menikmati musik jazz walaupun dalam eksekusi kegiatannya masih ada ketidak cocokan antara tagline acara dengan line-up musisi ataupun artisnya, sehingga hal ini menjadi sebuah kebingungan dan cap sementara terhadap musik maupun artis yang tidak berlabel jazz sehingga adanya kesalahpahaman antara para pendengar dan penikmat musik di Indonesia.
Yogyakarta, 12 Juni 2022
*Penulis adalah musisi jazz, pernah mengenyam pendidikan di Fak Sastra Sanata Darma, Yoigyakarta.