Kontroversi Gabriel Attal, Perdana Menteri Prancis yang Baru

Gabriel Attal-01

Muda, tampan dan gay, merupakan sebagiand ari kontroversi sosok Gabriel Attal yang ditunjuk Presiden Emmanuel Macron sebagai Perdana Menteri Prancis yang baru.

Seide.id. Dunia dibuat heboh setelah Presiden Emmanuel Macron menunjuk Gabriel Attal sebagai Perdana Menteri Prancis yang baru di negara itu. Kehebohan bukan semata mata menteri pendidikan Prancis itu yang masih belia, melainkan juga sosok kontroversial yang mengaku terus terang dirinya merupakan gay.

Gabriel Attal yang kini berusia 34 tahun, kini menjadi PM termuda dalam sejarah Prancis modern, lebih muda dibanding Laurent Fabius dari Partai Sosialis yang berusia 37 tahun ketika dilantik oleh François Mitterrand pada tahun 1984. Attal ditunjuk sang Presiden untuk meningkatkan popularitas pemerintahannya yang sedang lesu.

Karir politik Gabriel Attal berkembang pesat untuk ukuran pria seusianya. Pada masa jabatan kedua Macron, Attal ditunjuk sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Urusan Publik sebelum menjadi Menteri Pendidikan.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa ia adalah anggota pemerintahan Macron yang paling dikagumi sejauh ini – bersaing di level yang sama dengan musuh utama presiden, Marine Le Pen yang nasionalis dan rekan mudanya Jordan Bardella. Dia terinspirasi oleh gagasan Emmanuel Macron untuk memecah perpecahan lama kubu kiri-kanan dan menulis ulang kode-kode politik Prancis.

Gabriel Attal menggantikan Elisabeth Borne, yang mengundurkan diri dari jabatannya pada Senin 8 Januari 2024, setelah masa jabatan 20 bulan yang penuh gejolak yang ditandai dengan reformasi pensiun yang tidak populer dan kerusuhan perkotaan musim panas lalu setelah penembakan polisi terhadap seorang remaja laki-laki keturunan Aljazair.

Sebagai perdana menteri, ia akan ditugaskan untuk membentuk pemerintahan baru dan memastikan disahkannya undang-undang yang mendukung agenda presiden. Namun sebagian besar kekuasaan berada di tangan presiden Prancis.

Gabriel Attal akan menjadi penghuni pertama Hôtel Matignon –kediaman resmi Perdana Menteri Prancis, yang secara terbukamengaku seorang gay sekaligus menjadikannya salah satu politisi LGBTQ paling terkemuka dan berkuasa di dunia.

Attal, seperti presiden Prancis, bergabung dengan Partai Sosialis kiri-tengah sebelum ia bergabung dengan gerakan politik sentris Macron. Dalam beberapa tahun terakhir, politiknya kadang-kadang bergeser ke sayap kanan, meskipun ia tetap mempertahankan identitas politiknya yang berubah bentuk seperti yang dilakukan bosnya.

Attal berterima kasih kepada Macron atas “kepercayaannya” dan bersumpah untuk “menjaga kendali atas nasib kita” dan “melepaskan potensi Prancis kita.”

Attal sebelumnya populer karena menjadi juru bicara pemerintah selama pandemi COVID-19, yang segera meningkatkan profilnya di kalangan masyarakat umum Prancis. foto foto Instagram

Saat ditanya tentang prioritas program kerjanya sebagai perdana menteri, Attal menyebutkan pendidikan, inflasi, liberalisasi ekonomi Prancis, dan pengembangan pemuda sebagai salah satu prioritas negara. “Sebagai perdana menteri, saya akan mendedikasikan semua upaya yang diperlukan untuk keberhasilannya. Ini akan menjadi salah satu prioritas mutlak saya sebagai kepala pemerintahan,” tambahnya.

Semasa menjadi Menteri Pendidikan dan Pemuda Nasional Gabriel Attal menuai kontroversi saat dia memberlakukan larangan penggunaan abaya di sekolah umum Prancis dan berupaya meningkatkan kesadaran akan bullying di sekolah.

Menurutnya pakaian yang sebagian besar dikenakan oleh umat Islam itu menguji sekularisme di sekolah negeri itu. Ia aktif mengurangi permasalahan perundungan di sekolah. Hal itu, katanya, merupakan pelanggaran terhadap undang-undang sekularisme Prancis. Undang-undang Prancis melarang penggunaan simbol agama secara terbuka di sekolah umum.

Gabriel Nissim Attal de Couriss lahir 16 Maret 1989 di Clamart, Île-de-France. Ia dibesarkan di distrik ke-13 dan ke-14 Paris bersama tiga saudara perempuannya.

Ayahnya, Yves Attal, adalah seorang pengacara dan produser film yang memiliki separuh keturunan Yahudi Tunisia (dari pihak ayah) dan separuh keturunan Yahudi Alsatia (dari pihak ibu). Ibu Attal, Marie de Couriss, adalah keturunan Prancis dan Yunani-Rusia, dan bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan produksi film. Attal dibesarkan dalam agama ibunya yaitu Kristen Ortodoks.

Attal bersekolah di École alsacienne, sekolah swasta eksklusif di Paris, kemudian belajar hukum di Universitas Panthéon-Assas (2008 – 2011), melanjutkan ke Sciences Po, di mana ia menerima gelar Master of Public Affairs pada tahun 2012. Attal menghabiskan satu tahun (2009-2010) bekerja dengan Éric de Chassey, direktur Akademi Perancis di Roma.

Aktivitas politiknya pertama kali dimulai ketika ia berpartisipasi dalam protes pemuda tahun 2006 di Prancis. Mengambil tempat di Sciences Po pada tahun 2007, ia membentuk sebuah komite untuk mendukung Íngrid Betancourt, sandera Perancis-Kolombia yang ditahan oleh FARC. – dms

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.