Kopi Senja dan Adzan

Penulis Simply da Flores (Harmony Institute) Foto WK

Duduk berdua di bawah pohon rindang
Iringi langkah senja
dengan kepulan asap nikmat
dan tegukan kopi pahit
bercerita tentang manis pahit
dinamika hidup yang pekat
namun harus tetap nekad
karena kesempatan ini berkat.

Suara adzan menggema
Sahabatku pamit hendak shalat
dan saya terdiam sendiri
memandang senja yang makin redup ke kaki langit
Pada kepulan asap
kubisik terima kasihku kepada petani tembakau, buruh pabrik, dan semua yang telah berikan nikmat melalui rokok
Lalu,
pada pekatnya kopi pahit
kusebut para petani kopi dan semua saudara yang berkeringat
sehingga kopi kuteguk di gelasku
Semoga kalian sehat
diberkahi rezeki bagi keluarga dan bahagia.

Wahai senja
Menyatu dengan doa saudaraku
Kutitip terima kasihku dan sepenggal doaku
bagi semua sesama dan alam lingkungan
yang membuat saat ini aku bisa katakan syukur terima kasih
Kepada Sang Pencipta
pemilik diri dan hidupku
pemberi sahabat dan sesama
penguasa alam lingkungan semesta

Ya Sang Maha Mendengar
terimalah sembah syukurku
Syukur bahwa kudapat bersyukur dan berterima kasih
mengiringi senja hari ini
Akan kusambut gulita malam
sambil teguk hitamnya kopi
dan kepulkan asap rinduku
Yakin izin-Mu kusambut pagi.