Setiap orang tentu pernah mengalami krisis pikiran, baik berskala kecil atau besar, di kantor, pergaulan, bahkan dalam keluarga.
Krisis pikiran itu datang, ketika kita tak sependapat, sepemikiran, atau timbul dari kesalahan yang kita buat sendiri.
Jangan biasakan untuk mencari kesalahan orang lain, karena kita juga tidak mau disalahkan, atau dikambing-hitamkan. Ketika kita saling menyalahkan berarti kita alami krisis. Dibenturkan pada persoalan.
Tapi, cobalah, setiap kali kita dibuat jengkel, baik karena sikap atau kata-kata orang, kita berusaha untuk bersikap tenang & berpikir jernih. Kita bertanya pada diri sendiri, kenapa?
Kita telusuri akar masalahnya. Barangkali orang itu merespon sikap, pelayanan kita, atau mungkin mendengar cerita miring tentang kita.
Dengan lebih dulu bertanya pada diri sendiri, kita belajar untuk mawas diri. Untuk menjadi lebih rendah hati, & sabar.
Setajam & sekasar apapun kata orang, kita tidak mudah reaktif & terpancing emosi.
Ketika kita belajar untuk fahami orang lain, kita diajak untuk rendah hati. Kita diam & mengalah itu bukan karena kita lemah, salah, atau kalah. Kita mengalahkan ego sendiri. Sekaligus, mengalahkan orang tanpa harus membuatnya malu.
Apapun krisisnya itu tidak harus terjadi, ketika kita mau mengelola akar permasalahan dengan bijak. Kita singkirkan keegoan untuk fahami & mendulukan kepentingan orang lain. Dan dengan mengedepankan sikap rendah hati.
Diakui atau tidak, krisis itu datangnya dari pikiran kita sendiri!