Krisis Politik Landa Brasil; Istana Presiden, Kongres dan Gedung MA Diserbu Massa

Brasil Serbuan ke Kantor Pemerintah

Krisis politik melanda negeri Brasil. Para pendukung mantan pemimpin negara itu, Jair Bolsonaro  menyerbu Istana Kepresidenan, Mahkamah Agung dan Gedung Kongres.  Melalui bentrokan berjam jam, kepolisian berhasil mengambil alih kendali .

Seide.id – Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, bertekad menghukum ribuan pendukung mantan pemimpin negara itu, Jair Bolsonaro, setelah  kepolisian Brasil telah mengambil alih kendali atas gedung-gedung utama di ibu kota Brasilia itu setelah bentrokan berjam-jam pada Minggu (08/01).

Menteri Kehakiman, Flavio Dino, mengatakan kepada media lokal bahwa sekitar 200 orang telah ditangkap.  Para pejabat Brazil mengatakan bahwa mereka telah menahan lebih dari 1.200 pendukung Bolsonaro, mantan pemimpin sayap kanan yang kalah tipis dari Lula yang berhaluan kiri dalam pemilihan Oktober lalu.

Sebelumnya, para pendukung Bolsonaro berusaha untuk memulihkan kekuasaannya atau menggulingkan Lula yang baru dilantik. Ribuan dari mereka menyerbu jantung pemerintahan Brasil sembari mengenakan kaos sepak bola khas kuning-biru – terjadi hanya sepekan setelah pelantikan Lula.

Mereka memecahkan kaca Mahkamah Agung dalam serbuan di Ibu Kota Brasilia, 8 Januari 2023.

Presiden Lula menyebut aksi kekerasan sebagai “tindakan pengacau dan fasis”. Dia juga mengecam pasukan keamanan yang dianggapnya “tidak kompeten, itikad buruk atau jahat” dalam kegagalan menghentikan serbuan para demonstran ke gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan.

“Anda akan melihat dalam foto-foto bahwa mereka [petugas polisi] sedang memandu orang-orang dalam perjalanan ke Praca dos Tres Powers,” katanya.

“Kami akan mencari tahu siapa pemodal para pengacau yang pergi ke Brasilia ini dan mereka semua akan membayar dengan kekuatan hukum.”

Video yang dibagikan media Brasil, O Globo, menunjukkan beberapa petugas keamanan tertawa dan berfoto bersama dengan para demonstran saat mereka menduduki gedung Kongres.

Para demonstran dengan cepat membela tindakan mereka ketika didekati oleh wartawan.

Tetapi warga lainnya di ibu kota mengungkapkan kemarahan atas kekerasan tersebut dan mengatakan serangan itu menandai hari yang menyedihkan bagi negara. “Saya memilih Bolsanaro tapi saya tidak setuju dengan apa yang mereka lakukan,” kata Daniel Lacerda, 21, kepada BBC.

“Jika Anda tidak setuju dengan presiden, Anda harus mengatakannya dan melanjutkan. Anda tidak boleh mengadakan protes dan melakukan semua kekerasan seperti yang mereka lakukan.”

Meniru Amerika?

Banyak kalangan yang membandingkan insiden ini dengan penyerbuan Capitol di Washington DC pada 6 Januari 2021 oleh pendukung Donald Trump, sekutu Bolsonaro.

Jair Bolsonaro telah berulang kali menolak untuk menerima bahwa dia kalah dalam pemilihan presiden pada Oktober 2022. Pekan lalu, dia meninggalkan negara itu alih-alih mengambil bagian dalam upacara pelantikan Lula sebagai presiden Brasil.

Lebih dari enam jam setelah gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan di Brasilia disebut, pria berusia 67 tahun tersebut merilis cuitan yang mengutuk serangan itu sekaligus membantah bertanggung jawab mendorong para pengunjuk rasa.

“Demonstrasi damai, dalam bentuk undang-undang, adalah bagian dari demokrasi,” sebutnya, kemudian mengutuk “penyerbuan gedung-gedung publik seperti yang terjadi hari ini”.

Sedangkan para pemimpin dunia mengutuk penyerbuan Kongres Brasil serta menawarkan dukungan untuk Presiden negara itu, Luiz Inácio Lula da Silva. Presiden AS Joe Biden menggambarkan situasi itu sebagai “keterlaluan”.

Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador mencuit: “Lula tidak sendirian, dia mendapat dukungan dari kekuatan progresif negaranya, Meksiko, benua Amerika dan dunia.

Pemimpin Venezuela Nicolas Maduro menggambarkan para pengunjuk rasa sebagai “kelompok neofasis” yang berusaha untuk menggulingkan Lula.

Presiden Argentina Alberto Fernandez mengutuk “upaya kudeta”.

Brasil menggelar pemilihan presiden yang berlangsung pada Oktober 2022 mempertemukan petahana sayap kanan, Jair Bolsonaro, dengan rivalnya dari sayap kiri, Luiz Inácio Lula da Silva atau akrab disebut Lula.

Setelah melalui masa kampanye yang sengit dan pahit, Lula, yang pernah menjadi presiden antara Januari 2003 dan Desember 2010, mengalahkan Bolsonaro dengan selisih tipis dalam putaran kedua pada 30 Oktober.

Hanya seminggu setelah Lula dilantik, Kerusuhan di ibu kota, Brasilia, terjadi. Jair Bolsonaro menolak mengakui kekalahan, menolak  menghadiri upacara pelantikan Luiz Inacio Lula da Silva sebagai presiden Brasil, pada 1 Januari 2023, dan bertolak ke Amerika Serikat.

Akibatnya, orang-orang yang menaruh harapan pada Bolsonaro menjadi marah. Apalagi mereka melihat  Lula dilantik dan pindah ke Istana Kepresidenan  yang sebelumnya, rutin melabelinya sebagai “ancaman komunis bagi Brasil”.

Menyusul kerusuhan tersebut, Jair Bolsonaro menumpahkan pernyataannya ke Twitter untuk menolak tuduhan Lula bahwa dia telah menyampaikan beberapa pidato yang mendorong kerusuhan di Brasilia.

Bolsonaro, yang kini tinggal di Orlando, negara bagian Florida, AS, membantah menghasut para pendukungnya dan mengatakan bahwa para perusuh telah “melewati batas.” 

Dia mengatakan bahwa “penjarahan dan penyerbuan gedung-gedung publik seperti yang terjadi hari ini” adalah di luar hukum.

Presiden Luiz Inacio Lula da Silva meninjau gedung-gedung yang rusak berat pada hari Minggu malam (8/1) dan memberlakukan intervensi keamanan federal di distrik federal di kota itu.

Dia bersumpah untuk menyeret para perusuh ke pengadilan dan berjanji untuk menghukum polisi yang gagal menghentikan para pengunjuk rasa. – bbc/dms/dms.

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.